SEMARANG – Setiap pemuda memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Hal itu diungkapkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat didapuk menjadi salah satu narasumber dalam event EMTEK Goes to Campus 2017 di auditorium Universitas Negeri Semarang (UNNES), Kamis (6/4).
Di depan ratusan mahasiswa, orang nomor satu di Semarang itu menyampaikan pengalamannya hingga menjadi wali kota. Tidak pernah tebersit di dalam hati Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, menjadi wali kota. Karena semasa SD cita-citanya menjadi pilot, kuliah berubah menjadi dokter. Dulu semasa kuliah Hendi aktif di organisasi kepemudaan seperti KNPI, Pemuda Pancasila, FKPPI, dan lainnya. ”Hingga tak sadar hampir 7 tahun baru lulus dari kuliah. Kemudian salah satu teman saya mendorong agar saya masuk ke dunia politik. Hingga akhirnya saya bisa menjadi seperti sekarang ini,” tuturnya.
Dia berharap agar setiap individu memiliki jiwa kepemimpinan caranya dengan menumbuhkan kemauan, kemampuan dan niat. ”Kepemimpinan adalah sesuatu hal yang bisa dipelajari. Yang penting teteg di hati dan ditambah dengan semangat,” urainya.
Hendi menambahkan bahwa terdapat 4 golongan pemuda saat ini, yaitu pemuda yang pintar tapi tidak peduli, pemuda yang peduli tapi tidak pintar yang sering menyebar berita-berita hoax, pemuda yang tidak peduli dan tidak pintar seperti anak-anak SMA yang suka tawuran, serta pemuda yang pintar dan peduli. ”Saya berharap seluruh mahasiswa yang hadir di sini tergolong sebagai pemuda di kategori keempat yang mana akan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” tandasnya.
”Pintar dan peduli saja itu belum cukup. Tetapi perlu juga sebuah nyali untuk mengatakan sesuatu yang benar. Dengan didukung prinsip-prinsip yang benar dan sesuai dengan ajaran agama masing-masing,” pungkasnya. (radarsemarang/JPG/Fajar)