Jakarta (RAKYATJATENG) - Sebuah studi menjelaskan alasan penurunan berat badan dengan cara cepat tidak lebih baik dari cara yang lebih lama, seperti dilansir Medicaldaily, Selasa (30/5).
Ketika seseorang memutuskan untuk menurunkan berat badan, wajar jika mereka mencari strategi yang memberikan hasil lebih cepat. Namun, ada temuan bahwa mengambil rute yang lebih lambat lebih baik, karena penurunan berat badan yang cepat berpotensi menghasilkan berat badan yang kembali naik dengan cepat pula.
Namun sebelum memutuskan program penurunan berat badan, penting untuk memahami bagaimana strategi ini bekerja dan mana yang lebih cocok dengan metabolisme tiap individu.
Baca juga: Konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan berbagai penyakit
Penurunan berat badan lambat vs cepat
Strategi penurunan berat badan yang lebih lambat melibatkan proses dengan target-target kecil yang dapat dicapai secara bertahap dalam diet dan aktivitas fisik. Dokter merekomendasikan ini berdasarkan konsep bahwa mengatur berat badan adalah komitmen seumur hidup.
Sedangkan strategi penurunan berat badan yang cepat melibatkan diet rendah kalori yang menghasilkan penurunan lebih dari satu kilogram dalam seminggu.
Cara ini umumnya tidak direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Penurunan berat badan yang cepat lebih menekankan pada memotong kalori, membatasi waktu makan dan berpuasa daripada berolahraga.
Para ahli percaya bahwa saat melakukan diet cepat, seseorang kehilangan otot yang berfungsi membakar lemak serta memperlambat laju metabolisme.
Sehingga ketika diet dihentikan dan orang tersebut kembali ke pola makan normal, tubuh membakar lebih sedikit kalori dan mulai menambah berat badan kembali. Ini disebut efek "yo-yo" dari diet.
Studi tentang strategi penurunan berat badan
Beberapa penelitian telah mengevaluasi manfaat dan risiko yang terlibat dalam program penurunan berat badan yang cepat dan lambat.
Sebuah studi yang menggunakan meta-analisis mengevaluasi perubahan komposisi tubuh dan kepadatan mineral tulang, seiring dengan penurunan berat badan, dan menemukan bahwa penurunan berat badan secara bertahap lebih efektif daripada penurunan berat badan secara cepat, mempertimbangkan metabolisme dan jumlah kalori yang dibakar saat istirahat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih strategi penurunan berat badan
Rahasia mempertahankan penurunan berat badan adalah menjaga tingkat metabolisme tetap tinggi. Penelitian telah menunjukkan penurunan berat badan yang cepat dapat menurunkan tingkat metabolisme, sistem tubuh yang berfungsi membakar kalori saat istirahat.
Kemudian dengan melibatkan olahraga saat diet, serta berfokus pada penurunan berat badan secara bertahap akan membantu menjaga tingkat metabolisme.
Hal yang juga penting untuk dipertimbangkan saat memilih strategi penurunan berat badan adalah keberlanjutan. Penting untuk mengevaluasi apakah program penurunan berat badan yang dipilih berpotensi mengurangi nutrisi utama yang menyebabkan defisiensi.
Banyak diet penurunan berat badan membatasi makanan yang penting untuk kesehatan jangka panjang. Ini dapat menyebabkan masalah kekebalan tubuh, kelelahan, dan meningkatkan kemungkinan penyakit seperti batu empedu.
Baca juga: Akupunktur telinga membantu menurunkan berat badan
Baca juga: Alasan soda diet berbahaya untuk turunkan berat badan
Baca juga: Kiat kendalikan tekanan darah untuk cegah hipertensi
Ketika seseorang memutuskan untuk menurunkan berat badan, wajar jika mereka mencari strategi yang memberikan hasil lebih cepat. Namun, ada temuan bahwa mengambil rute yang lebih lambat lebih baik, karena penurunan berat badan yang cepat berpotensi menghasilkan berat badan yang kembali naik dengan cepat pula.
Namun sebelum memutuskan program penurunan berat badan, penting untuk memahami bagaimana strategi ini bekerja dan mana yang lebih cocok dengan metabolisme tiap individu.
Baca juga: Konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan berbagai penyakit
Penurunan berat badan lambat vs cepat
Strategi penurunan berat badan yang lebih lambat melibatkan proses dengan target-target kecil yang dapat dicapai secara bertahap dalam diet dan aktivitas fisik. Dokter merekomendasikan ini berdasarkan konsep bahwa mengatur berat badan adalah komitmen seumur hidup.
Sedangkan strategi penurunan berat badan yang cepat melibatkan diet rendah kalori yang menghasilkan penurunan lebih dari satu kilogram dalam seminggu.
Cara ini umumnya tidak direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Penurunan berat badan yang cepat lebih menekankan pada memotong kalori, membatasi waktu makan dan berpuasa daripada berolahraga.
Para ahli percaya bahwa saat melakukan diet cepat, seseorang kehilangan otot yang berfungsi membakar lemak serta memperlambat laju metabolisme.
Sehingga ketika diet dihentikan dan orang tersebut kembali ke pola makan normal, tubuh membakar lebih sedikit kalori dan mulai menambah berat badan kembali. Ini disebut efek "yo-yo" dari diet.
Studi tentang strategi penurunan berat badan
Beberapa penelitian telah mengevaluasi manfaat dan risiko yang terlibat dalam program penurunan berat badan yang cepat dan lambat.
Sebuah studi yang menggunakan meta-analisis mengevaluasi perubahan komposisi tubuh dan kepadatan mineral tulang, seiring dengan penurunan berat badan, dan menemukan bahwa penurunan berat badan secara bertahap lebih efektif daripada penurunan berat badan secara cepat, mempertimbangkan metabolisme dan jumlah kalori yang dibakar saat istirahat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih strategi penurunan berat badan
Rahasia mempertahankan penurunan berat badan adalah menjaga tingkat metabolisme tetap tinggi. Penelitian telah menunjukkan penurunan berat badan yang cepat dapat menurunkan tingkat metabolisme, sistem tubuh yang berfungsi membakar kalori saat istirahat.
Kemudian dengan melibatkan olahraga saat diet, serta berfokus pada penurunan berat badan secara bertahap akan membantu menjaga tingkat metabolisme.
Hal yang juga penting untuk dipertimbangkan saat memilih strategi penurunan berat badan adalah keberlanjutan. Penting untuk mengevaluasi apakah program penurunan berat badan yang dipilih berpotensi mengurangi nutrisi utama yang menyebabkan defisiensi.
Banyak diet penurunan berat badan membatasi makanan yang penting untuk kesehatan jangka panjang. Ini dapat menyebabkan masalah kekebalan tubuh, kelelahan, dan meningkatkan kemungkinan penyakit seperti batu empedu.
Baca juga: Akupunktur telinga membantu menurunkan berat badan
Baca juga: Alasan soda diet berbahaya untuk turunkan berat badan
Baca juga: Kiat kendalikan tekanan darah untuk cegah hipertensi
Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2023