RAKYATJATENG-- Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti pernyataan Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang mengaku masih enggan untuk menunjuk Capres 2024 dari partainya.
Dia menilai Megawati sudah mengetahui lembaga-lembaga survei buatan istana yang mendorong elektabilitas Ganjar Pranowo.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung dalam kanal Youtube pribadinya, dikutip pada Kamis 12 Januari 2023.
“Ibu Mega udah ngerti bahwa surveyor itu dimaksudkan untuk mendorong Ganjar. Semua surveyor itu orkestrasinya dibuat di Istana,” ujar Rocky.
Oleh karena itu, menurut dia, Megawati mempermainkan Jokowi dan Ganjar.
“Dan justru karena pengertian itu, Megawati mempermainkan akhirnya lembaga-lembaga survei itu. Bahkan mempermainkan Pak Jokowi. Mempermainkan Ganjar. Jokowi dibuli-habis-habisan di situ,” ujar Rocky.
Dia juga menilai bahwa Megawati sedang memberikan teguran keras pada Jokowi.
“Kan itu teguran keras dan saya lihat wajah Pak Jokowi antara memperhatikan sambil menunggu ibu Mega memperbaiki kalimat. Ibu Mega nggak perbaiki, dia memang tau bahwa Jokowi itu memang dihasilkan oleh keputusan Megawati,” jelas Rocky.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Pada kesempatan itu, Megawati sering kali melemparkan candaan di depan ratusan kader PDIP yang datang. Bahkan Megawati beberapa kali tampak menggoda Presiden Joko Widodo.
Salah satunya saat Megawati membahas tentang program stunting yang diusung oleh PDIP.
"E PDI Perjuangan menggalakkan stunting, mbok aku dikasih bintang," sindir Megawati yang dibalas senyum oleh Presiden Joko Widodo.
"Pak Jokowi tuh suka ngono (gitu), mentang-mentang padahal kalau Pak Jokowi enggak ada PDI Perjuangan kasihan loh, udah legal formal loh beliau jadi presiden kan diikuti terus sama saya aturan mainnya," imbuhnya.
Lebih lanjut Megawati mengenang saat-saat pemilihan wakil presiden Jokowi di 2019 lalu. Maruf Amin sebelumnya disebut sebagai rekan kerja Megawati di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
"Pak Maruf itu kaget, dulunya sama-sama di BPIP terus setelah itu ya itu ada Pak Mahfud juga, saya bilang ini, Pak Jokowi untuk pendamping bapak Pak Maruf saya bilang dan Pak Mahfud jadi Menkopolhukam," ujar Megawati.
"Kok sekarang enak amat aku dulu bos mereka, eh tiba-tiba diambil sama Pak Jokowi, loh kok aku ora di-jupuk (tidak diambil) ya yo mustine aku katut (tersangkut) to yo, enggak tetap di BPIP. Tapi enggak papa, aku kan enggak cari kuasa tahu enggak," tambahnya.(wartaekonomi)