RAKYATJATENG-- Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi analisis jurnalis senior Hersubeno Arief terkait naiknya elektabilitas Ganjar Pranowo secara signifikan di sejumlah lembaga survei.
Hersubeno menilai ada pola tahun 2014 yang kembali dimainkan. Pada tahun 2014 lalu, lembaga survei, pengamat politik, bahkan media seolah-olah mendesak Megawati Soekarnoputri untuk memberikan tiket calon presiden kepada Joko Widodo (Jokowi) kala itu.
Pola tersebut diduga juga sedang dilakukan saat ini. Hanya saja, saat ini tidak terlalu banyak peran pengamat politik dan media sehingga lembaga survei yang tampak bekerja sangat keras untuk melakukannya.
Menanggapi hal tersebut, Rocky sepakat dengan analisis Hersubeno. Terlebih, lembaga survei tidak pernah memberitahukan tujuan melakukan survei.
“Betul sekarang yang ada tinggal pikiran lembaga survei. Dan kita tau lembaga survei itu nggak pernah ngasih tau apa yang sebetulnya dia mau ucapkan,” ujar Rocky, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung pada Senin (9/1/2023).
Selain itu, lembaga survei yang ada juga tidak tranparans soal sumber keuangan untuk melakukan kegiatan survei.
“Yang kedua, dari mana dia punya uang untuk melakukan survei supaya dia bisa mengucapkan. Dua-duanya enggak diperlihatkan pada publik. Itu aja udah cacat dalam metodologi,” sebutnya.
Padahal seharusnya setiap lembaga survei yang menggunakan opini publik memberitahukan sumber pendanaan kegiatan survei yang dilakukan.
“Semua lembaga survei yang mengasuh opini publik, dia musti declare duitnya dari mana? Harusnya dari publik. Tetapi kan kalau duitnya dari publik, orang menganggap kapan publik minta Anda lakukan survei?” jelas Rocky.(wartaekonomi/fajar)