RAKYATJATENG -- Ganjar Pranowo mendapatkan sorotan tajam soal renovasi rumah kader PDIP menggunakan dana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Dirinya bahkan dibandingkan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang juga pernah menggunakan dana Baznas untuk keperluan pembangunan tempat tinggal warga yang jadi korban kebakaran.
Salah satu pakar hukum tata negara, Refly Harun menyampaikan pendapatnya mengenai hal tersebut.
Refly menilai Baznas memang perlu diaudit imbas kehebohan yang disebabkan oleh Ganjar Pranowo ini.
“Jadi pertanyaan besar bagi kita apakah penggunaan dana Baznas itu sudah tepat sasaran atau tidak, makanya audit perlu dilakukan,” kata Refly Harun dikutip dari Channel YouTube pribadinya, Selasa (3/1).
Dirinya bahkan membandingkan Anies dan Ganjar soal penggunaan dana Baznas.
Menurutnya diantara mereka berdua memang ada perbedaan yang cukup mencolok. Mulai dari segi narasi yang mengubah pandangan publik terkait dana yang dikeluarkan.
Refly Harun bahkan mengutip cuitan Ganjar di akun twitter pribadinya yang ia nilai kurang transparan.
Berbeda dengan Anies, saat publikasi bantuan pembangunan korban kebakaran menggunakan kata “kami” dan jelas menyebut dari Baznas.
Menurut Refly, penggunaan kata 'saya' ditambah lagi mengkhususkan bantuan ke kader PDIP terkesan bahwa apa yang dilakukan adalah sepenuhnya usaha Ganjar, tanpa menyertakan pihak lain dalam hal ini Baznas.
“Kalau kita bicara narasi, ya Narasi Anies jauh lebih transparan, dia mengatakan itu dana Baznas. Kalau Ganjar tidak, dia menggunakan kata ‘saya’,” ungkapnya.
“Karena kalau kita bicara ‘saya’ itu seolah-olah pribadi saja, alangkah lebih baik kalau pemimpin menggunakan kata ‘kami’, dan rasanya yang pantas menggunakan kata ‘saya’ itu Cuma presiden sebagai primus interpares,” tegasnya.
Ganjar sempat mempublikasikan lewat media sosialnya bantuan ke kader PDIP untuk merenovasi rumah namun kedapatan dana yang diberikan adalah dari Baznas. Sebelum akhirnya dihapus.
Ganjar pun sudah memberi arahan terbaru bahawa hal itu dibatalkan karena banyak yang tidak menyetujui.
"Menjelang ultah @PDI_Perjuangan ke-50, saya berencana memugar 50 rumah kader yang kondisinya belum layak. Rumah Pak Sumarwan ini jadi yang pertama. Beliau Ketua Ranting PDIP Desa, Kapencar, Kecamatan Kertek, (Kabupaten) Wonosobo," katanya melalui akun Twitter, @ganjarpranowo, yang kini cuitan tersebut telah dihapus.
(Erfyansyah/fajar)