RAKYATJATENG— Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca hujan ekstrem terjadi hingga 2 Januari 2023. BMKG mengatakan ada beberapa wilayah perlu bersiaga.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers, Selasa (27/12/2022) menjelaskan cuaca beberapa hari belakangan yang terjadi sesuai dengan prediksi pada 21 Desember lalu, yakni adanya empat fenomena yang memicu terjadinya cuaca ekstrem.
Dan 27 Desember, BMKG melakukan evaluasi dan ternyata prediksi atau prakiraan tersebut konsisten atau sesuai dengan kejadian yang ada.
Dan bahkan sejak 27 Desember, mereka mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru yang tentunya dapat berpengaruh pada dinamika cuaca yang ada di Indonesia.
Curah Hujan hingga 2 Januari 2023
Kepala BMKG Dwikorita mengatakan prediksi cuaca ekstrem akan terus terjadi hingga 2 Januari 2023.
Adapun pemicu cuaca ekstrem itu adalah fenomena monsun Asia, fenomena seruak udara dingin, dan aliran lintas ekuator.
Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian Barat, tengah, dan Selatan.
Dwikorita mengatakan terdapat beberapa wilayah yang perlu bersiaga menghadapi hujan pada 27-28 Desember 2022.
Beberapa di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Selain itu, potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem perlu diwaspadai di sejumlah wilayah pada periode 27 Desember 2022-2 Januari 2023.
Potensi hujan sangat lebat ini terjadi di wilayah, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, sebagian wilayah Aceh, Lampung, Kalimantan Selatan, hingga Maluku akan mengalami potensi hujan sedang. Menurut Dwikorita, potensi ini lebih ringan dari wilayah lain.
“Sedangkan potensi hujan sedang hingga lebat, jadi ini lebih rendah lagi intensitas sedang hingga lebat, dapat terjadi di sebagian wilayah Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara, Papua Barat, dan Papua,” imbuhnya.
BMKG mendeteksi adanya empat fenomena yang memicu terjadinya cuaca ekstrem selama Natal dan Tahun Baru 2023. Empat fenomena itu menunjukkan sinyal cuaca ekstrem.
Kepala BMKG Dwikorita juga memprediksi cuaca ekstrem akan berakhir pada 5 hingga 10 Januari 2023.
“Mulai mereda tanggal 5 hingga 10 Januari mulai berkurang, jadi ini gambaran sekilas kondisi cuaca akibat fenomena tadi ada monsun Asia, seruak udara dingin, dan aliran lintas ekuator,” jelasnya. (pojoksatu/fajar)