RAKYAT JATENG, JAKARTA -- Covid-19 subvarian XBB memiliki kekhasan cepat menyebar. Hanya saja, gejala subvarian XBB yang merupakan turunan dari Omicron SARS-CoV-2 atau B.1.1.529 ini bersifat ringan.
Dokter spesialis mikrobiologi klinik konsultan Angky Budianti mengatakan subvarian XBB khas pada kecepatan penyebaran. Akan tetapi, dominan gejala klinisnya lebih ringan.
Gejala klinis yang ditunjukkan pasien yang terinfeksi XBB umumnya ringan, seperti gejala infeksi saluran napas atas seperti batuk, pilek, demam, dan kadang nyeri menelan atau sakit tenggorok.
Angky menyebut subvarian XBB yang masih sesama varian Omicron berbeda jika dibandingkan dengan varian Delta yang memiliki tingkat penyebaran cepat dan bergejala berat. Pasien yang terpapar Covid-19 varian delta banyak yang dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia.
Subvarian XBB pertama kali dilaporkan di India pada Agustus lalu. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 27 Oktober 2022 menunjukkan prevalensi XBB di seluruh dunia sekitar 1,3 persen dan sudah ditemukan di 35 negara.
Varian Omicron mempunyai beberapa subvarian atau turunan, yaitu BA.1, BA.2, hingga BA.5. Sementara XBB merupakan rekombinan dari dua turunan BA.2, yakni BA.2.10.1 dan BA.2.75. Dalam bahasa awam, Angky mengibaratkan XBB sebagai “cucu” dari Omicron.
Angky Budianti mengatakan vaksinasi COVID-19 masih memiliki efektivitas yang cukup tinggi untuk mencegah gejala berat yang mungkin ditimbulkan dari infeksi varian Omicron, termasuk subvarian XBB. (jawapos/fajar)