RAKYAT JATENG, RIYADH - Keriuhan pesta halloween tak hanya terjadi di negara barat. Ataupun pesta halloween berujung tragedi di Itaewon Korsel. Warga Arab Saudi juga merayakan pesta halloween dan tak pusing soal syariat serta kesampingkan soal halal atau haram.
Alih-alih melarang, pemerintah Kerajaan Arab Saudi justru mensponsori pesta dengan kostum menyeramkan tersebut. Warga Arab Saudi merayakan Halloween untuk pertama kalinya melalui pesta bertajuk Scary Weekend.
Perhelatan Scary Weekend atau Pekan Menyeramkan selama dua hari pada 27-28 Oktober di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Pelaksana event Scary Weekend memberikan tiket gratis masuk ke Boulevard Riyadh kepada pengunjung yang datang dengan mengenakan kostum menyeramkan.
Event Scary Weekend itu didedikasikan untuk menampilkan penyamaran menyeramkan sekaligus memamerkan desain kreatif warga Arab Saudi.
Salah satu partygoer atau pengunjung pesta Halloween bernama Abdulrahman mengenakan kostum Wendigo, sosok roh jahat dalam mitologi Amerika Utara.
Scary Weekend menjadi momen pertama bagi Abdulrahman merayakan Halloween.
"Sejujurnya, inilah perayaan besar, ada semangat kegembiraan," ujarnya kepada ArabNews.
Memang Abdulrahman tak memusingkan soal syariat. "Dalam hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu," tuturnya.
Abdulrahman merayakan Helloween semata-mata demi kesenangan. "Tak ada hal lain, kami tidak percaya pada apa pun," katanya.
Selama ini Halloween merupakan pesta yang dijauhi negara-negara Teluk. Namun, salah satu pengunjung yang bernama Khaled Alharbi menyatakan perbuatan tergantung dari niatnya.
"Saya di sini hanya untuk bersenang-senang," ujar Khaled yang datang bersama keluarganya.
Pengunjung lainnya, Ameera, tampak hadir dengan pakaian ala penyihir. Dia ditemani wanita lain yang mengenakan kostum Catwoman.
"Saya mencoba membuat kreasi perpaduan antara perhiasan dan tato penggaris mata. Ini pertama kalinya saya merayakan Halloween," katanya.
Perayaan Halloween di Riyadh disemarakkan dengan pertunjukan kembang api. Ada pula efek tata suara yang menyeramkan dalam perayaan itu. (jpnn/fajar)