Roro Mendut dari Bangsa Belgian Blue Lahirkan Anak Kedua, Normal dan Gede

  • Bagikan
Anak sapi Roro Mendut dari bangsa Belgian Blue lahir di kandang ternak Polbangtan Yoma.

RAKYATJATENG – Roro Mendut dari bangsa Belgian Blue melahirkan anak keduanya. Proses melahirkan normal dan badannya gede.

Roro Mendut merupakan satu-satunya koleksi sapi betina dari bangsa Belgian Blue yang dimiliki Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Kementerian Pertanian (Kementan). Proses melahirkan Roro Mendut secara normal pada Sabtu (15/10/2022).

Anak Roro Mendut yang berjenis kelamin betina berpotensi menjadi ruminansia besar unggulan Polbangtan YoMa.

Seperti diketahui, Belgian Blue adalah jenis sapi berbobot raksasa yang memiliki otot-otot berukuran besar. Hal ini terlihat pada otot punggung, pinggang, dan kaki. Bobotnya dapat mencapai 1,5 ton dalam waktu dua tahun.

Bobotnya dua kali lipat dari berat sapi jenis Limosin yang hanya mencapai kisaran 600-700 kilogram dalam waktu yang sama.

Belgian Blue menghasilkan lebih banyak daging dan sedikit lemak. Persentase daging yang dihasilkan setelah dipotong dan dihilangkan tulangnya mencapai 82 persen. Daging yang dihasilkan bertekstur empuk dengan sedikit lemak.

Sedangkan Friesian Holstein (FH) atau disebut juga Fries Hollands merupakan sapi perah dengan produksi susu tertinggi dibandingkan bangsa-bangsa sapi perah lainya. Asalnya dataran Eropa. Tepatnya dari Provinsi North Holland dan West Friesland, Belanda.

Sapi FH juga memproduksi lemak susu yang rendah rata-rata 3,7 persen.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan, perguruan tinggi pertanian harus mampu menjawab tantangan pertanian saat ini. Kementan bersama perguruan tinggi pertanian harus melakukan perubahan dalam upaya peningkatan produksi pangan. Sebab, masalah dan paradigma pertanian sudah bergeser, sehingga diperlukan cara-cara baru.

Menurutnya, ada tiga aspek agenda besar yang bisa dilakukan pertanian. Pertama, agenda mindset dengan akademik intelektual sesuai tantangan era dan yang harus terjadi. “Antara lain dengan menggunakan sistem online dan digital, frekuensi titik-titik dan mekanisasi yang baik,” ungkapnya.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyoroti perlunya mahasiswa untuk mengembangkan diri selama menjalankan pendidikan. Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan sekaligus jiwa entrepreneurship.

Petani milenial harus mempunyai jiwa entrepreneurship yang tinggi. Artinya, memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. “Yang bisa memberikan kesinambungan atau sustainability dari usaha pertanian itu adalah keuntungan dari usaha pertanian yang baik dan bisa dilaksanakan oleh para petani milenial berjiwa entrepreneurship tinggi,” tegasnya.

Itu artinya, lanjut Dedi, petani milenial harus mempunyai kepekaan terhadap peluang-peluang keuntungan.

Wakil Direktur 3 Polbangtan YoMa Budi Purwo Widiarso menjelaskan, anak Roro Mendut yang dilahirkan secara normal ini merupakan persilangan antara sapi pedaging dan sapi perah. Anak Roro Mendut lahir dalam kondisi sehat dengan berat lahir 25,5 kilogram. “Perkembangan anak Roro akan dipantau selama enam bulan ke depan untuk selanjutnya bisa ditentukan sebagai calon induk pengganti perah atau potong.” jelasnya.

Menurut Budi, anak Roro Mendut menjadi koleksi persilangan yang dapat menambah wawasan mahasiswa. Hal tersebut akan menunjang fungsi Polbangtan YoMa dalam memfasilitasi mahasiswa mengikuti perkembangan zaman. (jawapos/fajar)

  • Bagikan

Exit mobile version