RAKYATJATENG, JAKARTA -- Tiga sektor usaha masih cukup kuat di tengah ancaman badai resesi global 2023 mendatang. Bank Mandiri siap mendorong pertumbuhan kredit pada tiga sektor usaha yang berpeluang tahan resesi tersebut.
Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alexandra Askandar menyebut Bank Mandiri telah memetakan sektor bisnis yang tahan menghadapi tekanan ekonomi global. Tiga sektor usaha yang tahan resesi global yakni, sektor telekomunikasi, makanan dan minuman, serta jasa kesehatan.
Alexandra Askandar memastikan Bank Mandiri tetap akan memaksimalkan pertumbuhan kredit meski ancaman resesi global pada 2023 terus menghantui iklim bisnis di dalam negeri.
"Melalui strategi mendorong pertumbuhan kredit pada sektor sektor yang kami nilai masih cukup resilient, antara lain sektor telekomunikasi, sektor makanan dan minuman, serta juga jasa kesehatan," kata Alexandra Askandar, Rabu, 26 Oktober 2022.
Bank Mandiri juga tidak hanya memperhatikan tiga sektor usaha yang memiliki potensi besar tahan menghadapi gelombang resesi. Perseroan telah memiliki strategi dengan memerhatikan sektor bisnis berdasarkan wilayahnya.
Alexandra Askandar mencontohkan fokus terhadap sektor usaha makanan dan minuman di provinsi yang menghasilkan komoditas khusus dan berpotensi tumbuh lebih baik.
Melalui strategi optimalisasi pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor yang tahan resesi dan pewilayahan sektor bisnis yang menghasilkan komoditas khusus, Bank Mandiri berharap penyaluran kredit bisa terus terjaga positif. Dampak yang positif tentu saja kualitas aset dapat terkendali dengan baik.
Penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only ke segmen wholesale hingga akhir September sudah mencapai Rp597,2 triliun. Terjadi pertumbuhan 11,96 persen secara tahunan.
"Portofolio kredit wholesale Bank Mandiri terdiversifikasi terutama pada nasabah-nasabah yang masuk kategori top tier dan juga ke sektor yang memiliki outlook positif," kata Alexandra.
Bank Mandiri juga telah memetakan strategi untuk menjaga tingkat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Perseroan menargetkan perusahaan komoditas yang memiliki cash yang tinggi melalui penyediaan solusi dan layanan transaksional nasabah korporasi.
Penghimpunan DPK hingga kuartal III - 2022 sudah mencapai Rp1.361 triliun atau tumbuh 12,1 persen secara tahunan. (fajar)