RAKYATJATENG -- Inggris menjadi salah satu favorit di Piala Dunia 2022 Qatar. The Three Lions -- julukan Inggris -- Memiliki banyak bintang.
Para bintang ini diharapkan menjadi juara dengan kursi sang manajer, Gareth Southgate jadi taruhannya. The Three Lions salah satu dari delapan tim nasional yang telah memenangkan gelar Piala Dunia FIFA.
Inggris meraih gelar Piala Dunia pertamanya saat menjadi tuan rumah pada 1966 dengan mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-2 di final. Akan tetapi, itu menjadi satu-satunya gelar yang mampu mereka raih.
Di 14 edisi lainnya, prestasi terbaik mereka hanya menempati peringkat keempat pada Piala Dunia 1990 dan 2018. Selebihnya, Tim Tiga Singa mencapai babak perempat final pada Piala Dunia 1954, 1962, 1970, 1986, 2002, dan 2006.
Dengan Liga Inggris diakui sebagai kompetisi terbaik dunia, prestasi mereka jelas jauh di bawah ekspektasi penggemarnya. Setengah abad lebih setelah selebrasi juara yang dipimpin kapten Bobby Moore, harapan untuk kembali naik podium tertinggi kini muncul lagi. Bersama Southgate, Inggris memberikan harapan besar.
Setelah finis keempat di Rusia, Inggris melanjutkan performa bagusnya di Piala Eropa 2020. Harry Kane dan kawan-kawan mampu tembus hingga babak final sebelum kalah adu penalti dari Italia.
Dengan bintang-bintang mereka sebagian besar berada di usia emas, impian publik Inggris untuk melihat timnas kesayangan mereka kembali berjaya cukup masuk akal. Pemain-pemain Inggris pun sepertinya cukup yakin dengan peluang mereka.
“Kami memiliki pemain kelas dunia di seluruh lapangan yang bermain untuk klub besar. Kami memiliki kapten hebat dan striker hebat. Jadi, ya, saya pikir kami punya peluang brilian," kata playmaker Inggris, Jack Grealish dikutip dari MARCA.
Optimisme meraih trofi dan menyamai prestasi Bobby Moore dan kawan-kawan 56 tahun lalu itu bahkan tetap terjaga, kendati Inggris menjalani enam pertandingan UEFA Nations League 2022/2023 tanpa satu pun kemenangan. Sebuah rekor terpanjang tim nasional Inggris di turnamen besar.
"Kami selalu berada di bawah tekanan untuk menang, dan kehilangan performa kecil ini bukanlah sesuatu yang perlu kami panikkan. Kami sekarang memiliki peluang besar di musim dingin untuk keluar dan menunjukkan apa yang bisa kami lakukan lagi," tegas winger Chelsea, Raheem Sterling di AP.
Terlepas deri keyakinan itu, Southgate jelas perlu berpikir lebih keras. Beberapa pemain andalan Inggris di Piala Dunia 2018 dan EURO 2020 tidak dalam performa terbaik dan bahkan tidak bermain sama sekali untuk klub mereka.
Masalah utama mereka belakangan ini adalah sektor pertahanan. Harry Maguire yang musim ini hanya menjadi penghias bench Manchester United dan kini sedang cedera seringkali melakukan kesalahan. Paling baru, ia melakukan dua blunder ketika Inggris bermain imbang 3-3 dengan Jerman di laga terakhir UEFA Nations League, September lalu.
John Stones yang menjadi tandemnya juga baru saja pulih dari cedera. Dengan kedua bek utama mereka tak memiliki menit bermain yang cukup, itu benar-benar mengkhawatirkan.
Sebenarnya, Inggris punya cukup banyak stok bek tengah. Palang pintu senior AS Roma, Chris Smalling saat ini tampil bagus di Serie A bersama bek muda AC Milan, Fikayo Tomori. Selain itu, bek Everton James Tarkowski juga sangat menjanjikan musim ini.
Nama terakhir dianggap memiliki semua atribut yang diinginkan dari seorang bek tengah dan layak dipanggil ke timnas. Akan tetapi, Southgate menegaskan bahwa saat ini, ia masih berharap pada bek-bek yang jadi langganan timnas.
"Pada saat-saat ini, kami harus mendukung pemain terbaik dan paling berpengalaman kami. Kecuali kami berada dalam situasi di mana itu hampir tidak dapat dipertahankan," jelas Southgate bulan lalu.
Untungnya, Jude Bellingham menunjukkan performa menjanjikan. Gelandang yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat pemain muda terbaik Piala Dunia itu tampil luar biasa bersama Borussia Dortmund. Begitu juga dengan Mason Mount yang memperlihatkan perkembangan bagus di Chelsea.
Harry Kane yang menjadi pencetak top skor di Piala Dunia 2018 dan mencetak empat gol di Piala Eropa 2020 juga memberi harapan besar. Apalagi, bomber Spurs itu punya motivasi ekstra memecahkan rekor gol sepanjang masa Inggris yang dipegang Wayne Rooney. Kapten Inggris itu saat ini sudah mengoleksi 51 gol atau hanya terpaut dua gol di belakang Rooney.
Kini, semua tergantung pada Southgate yang sudah menyerahkan 55 nama skuad sementara Inggris ke FIFA. Keraguan akan kemampuan taktis dan fleksibilitas dalam game, terutama di pertandingan serta turnamen-turnamen besar harus ia jawab.
Pelatih yang tidak punya reputasi hebat di level klub itu harus mampu menghasilkan racikan terbaik di Qatar. Sebab, jika Inggris tidak mampu meraih gelar atau minimal meloloskan timnya ke semifinal, tekanan padanya untuk lengser mungkin akan meningkat.
"Tentu saja kami memahami bagaimana suasana hati berubah dengan hasil. Saya realistis tentang itu, dan saya akan dinilai berdasarkan apa yang kami lakukan di Qatar," ujar Southgate.
Inggris akan memulai turnamen menghadapi Iran pada 21 November. Setelah itu, mereka akan menghadapi Amerika Serikat sebelum melakoni derbi Britania Raya kontra Wales. (fajar)