Anies Disebut Ragu Pilih AHY, Fernando: Nilai Jualnya Sangat Kecil

  • Bagikan
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyambut Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan saat hendak akan melakukan pertemuan di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Pertemuan tersebut membahas mengenai berbagai hal menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Nilai jual Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dinilai kecil untuk mendongkrak suara Anies Baswedan di Pilpres 2024. Kondisi ini yang buat Anies seperti ragu-ragu memilih AHY sebagai cawapres di Pilpres 2024.

Penilaian ini dari Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia Fernando Emas. Dia menilai sosok AHY belum memenuhi tiga kriteria seperti yang disyaratkan Anies Baswedan.

"Kerja sama politik membutuhkan beberapa kriteria dalam membangun koalisi, sebagaimana disyaratkan Anies ke calon cawapresnya," ucap Fernando Emas dalam keterangan persnya, Kamis (20/10/2022).

Makanya, dia menilai wajar Anies masih ragu terhadap AHY dapat memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. Fernando menilai peluang Anies memenangkan Pilpres 2024 sangat kecil jika berpasangan dengan AHY.

Kecilnya peluang Anies memenangkan Pilpres 2024, kata Fernando, karena nilai jual AHY sampai sekarang sangat kecil. Dia sangsi, AHY dapat membantu mendongkrak suara Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.

"Bagus juga ketika Anies seperti enggan berpasangan dengan AHY, karena nilai jual AHY itu kan sampai saat ini sangat kecil sekali," kata Fernando.

"Kalau ikut Pilpres dan itu sangat-sangat kecil kemungkinan untuk bisa membantu pasangan itu bisa menang Pilpres 2024 yang akan datang. Jadi bukan hanya sekedar meremehkan AHY, tetapi memang ada hitung-hitungan politik," lanjutnya.

Seperti diketahui, Anies Baswedan memberikan syarat bagi calon pendampingnya dengan mengajukan beberapa kriteria. Adapun kriteria pertama yang disyaratkan Anies adalah calon pendampingnya harus memberikan kontribusi dalam pemenangan.

Nah, Fernando menilai AHY belum dapat mencapai kriteria tersebut. Salah satu indikatornya, elektabilitas AHY masih rendah dan tidak mampu mendongkrak elektabilitas Anies saat dipasangkan dalam survei.

Fernando mengakui AHY punya modal sebagai ketua umum partai serta mantan militer. Namun dua faktor itu tidak cukup mempengaruhi rakyat untuk mendukungnya di Pilpres 2024.

Pengalaman AHY di dunia militer juga dianggap tidak cukup menjual untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan. Itu karena masyarakat masih sangat meragukannya dengan pangkat maupun jabatan terakhir yang ditinggalkannya.

Selanjutnya, Anies juga memberikan kriteria calon yang dapat mendampinginya yakni harus dapat membantu memperkuat stabilitas koalisi.
Secara hitungan politik, ujar Fernando, gesekan sesama partai politik berpotensi terjadi ketika Anies berpasangan dengan AHY.

"Sebenarnya kalau saya lihat dari apa yang disampaikan oleh Anis itu dalam hitung-hitungan politik seharusnya pas, karena apa yang dibutuhkan oleh Anies itu tentu bukan tokoh partai politik," papar Fernando.

Anies juga menegaskan bahwa dirinya membutuhkan pasangan yang bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif. Sementara Fernando menilai sosok AHY belum memiliki pengalaman di pemerintahan. Publik meragukan kemampuannya mengelola pemerintahan dengan baik.

Keraguan terhadap AHY, tutur Fernando, makin kuat dengan melihat ketidakmampuan mengelola Partai Demokrat yang dibentuk dan dibesarkan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono. Kegaduhan internal terus terjadi. Selain beberapa kader mengundurkan diri, kepengurusan Partai Demokrat bahkan diklaim pihak lain. (warta ekonomi/fajar)

  • Bagikan

Exit mobile version