SOLO, RAKYATJATENG – Pedagang Pasar Mebel Gilingan belum sepaham dengan pemkot terkait pembangunan Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Mebel yang digarap tahun ini. Mereka menolak rencana itu lantaran takut terusir dari tempat usahanya.
Keresahan itu disampaikan perwakilan pedagang dalam pertemuan dengan pemkot, Rabu (5/1).
“Pasar mebel kan bukan hanya tempat untuk jualan, namun juga tempat tinggal puluhan KK (kepala keluarga). Jadi kami tidak ingin dijadikan IKM dan tak ingin dipindahkan,” terang Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Mebel Gilingan Sutarmi usai pertemuan.
Menurutnya, terdapat 60 pedagang yang sudah menggeluti usaha permebelan sejak puluhan tahun lalu. Di pasar setempat juga banyak pedagang oprokan (bukan usaha mebel). Dengan alasan itu, paguyuban meminta pemkot mempertimbangkan ulang rencana penataan guna mendapatkan solusi terbaik.
“Kami tahu semua tujuan pemerintah itu bagus. Tapi kalau di Gilingan kok kami harus dipindahkan (dengan konsep IKM). Tujuan pemerintah memang bagus utuk meningkatkan kesejahteraan kami, tapi rencananya yang kurang pas. Kalau jadi IKM, warga atau pedagang yang juga hidup di sini kan harus pindah. Padahal ada 29 KK yang tinggal di sini. Inginnya kalau tetap dibangun, ya kami bisa masuk kembali,” beber Sutarmi.
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa yang menemui perwakilan pedagang menerima semua masukan dan segera disampaikan kepada wali kota untuk dibahas bersama dinas terkait.
Meski demikian, pemkot tetap mengusung konsep Sentra IKM dalam penataan pasar mebel. Mengingat sudah disiapkan infrastruktur lain berupa pasar mebel yang direncanakan dibangun di bekas Bong Mojo, Mojosongo.
“Pemkkot telah memberikan jalan tengah dengan menyediakan pasar pengganti. Yang di Gilingan nanti IKM dibangun Kementerian Perindustrian. Artinya, di sana nanti bukan pasar yang dibangun, jadi tidak ada SHP (surat hak penempatan),” jelas dia.
Terkait keengganan pedagang untuk dipindah, Teguh menilai memang memerlukan waktu untuk meyakinkan mereka.
“Memang repot kalau tidak mau pindah. Makanya solusinya kami siapkan pasar yang baru, selain menyiapkan pasar daruratnya. Intinya itu kan pasar bukan untuk tidur, tapi pikirannya mereka ini kan yang berbeda,” ungkapnya. (JPC)