SEMARANG, RAKYATJATENG - Beberapa pekan ini warga di pulau Jawa mengeluhkan cuaca ekstrem yang sangat panas.
Menurut pantauan BMKG suhu maksimal di wilayah Indonesia sedang mengalami peningkatan, terutama pada siang hari. Bahkan tercatat suhu tertinggi mencapai 37,0 derajat Celcius.
Hal ini terjadi disebabkan oleh siklus gerak semu matahari yang biasa terjadi tiap tahunnya. Perlu diingat bahwa ini bukan dikarenakan gelombang panas. Siklus ini akan berulang setiap tahun antara bulan September, Oktober, serta Februari hingga Maret.
Perlu diperhatikan bahwa tubuh bereaksi terhadap cuaca panas, terutama pada saat berkendara sepeda motor ditengah terik matahari. Tanda-tanda tersebut diawali dengan tubuh yang mengeluarkan keringat berlebih sebagai cara alami untuk mendinginkan suhu tubuh.
Selain itu, ada peluang kulit terbakar sinar matahari, denyut jantung meningkat, dan tekanan darah menurun yang disebabkan karena kehilangan banyak cairan dan elektrolit.
Dampaknya, pengendara motor akan mudah kelelahan, menurunnya konsentrasi, emosi tidak stabil, sakit kepala, mual, dan beberapa orang bisa mengalami pingsan. Maka, penting untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif dari cuaca panas saat kita berkendara. Terutama dengan persiapan berkendara yang aman.
Langkah pertama, persiapkan terlebih dahulu rute yang akan dilewati, cari rute yang paling efisien, sehingga bisa memangkas jarak dan waktu saat berkendara dengan memilih jalur alternatif yang aman.
Langkah kedua, siapkan air minum untuk mengganti cairan yang keluar melalui keringat. Upayakan minum air putih, mineral, atau minuman isotonic.
Langkah terakhir, gunakan riding gear yang longgar, seperti jaket yang berbahan ringan, serta hindari warna hitam supaya panas sinar matahari bisa diminimalkan. Selain itu, gunakan helm yang ada ventilasi agar sirkulasi udara di kepala lancar, sarung tangan yang tidak kaku, serta sepatu riding yang lebih fleksibel saat berkendara di terik matahari.
Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Alfian Dian Pradana mengatakan, jika perjalanan menempuh jarak yang jauh, maksimal setelah 2 jam berkendara harus berhenti untuk beristirahat.
Bisa lebih pendek tergantung keadaan dan kondisi menurunnya tubuh. Sebelumnya, persiapkan tubuh dengan istirahat yang cukup dan fit.
Perlu disadari ancaman bahaya jika berkendara dalam kondisi konsentrasi rendah dan rasa kantuk yang menyebabkan tidur sesaat (microsleep). Sebab, ini bisa mengakibatkan rawan mengalami kecelakaan saat berkendara.
"Sangat penting bagi kita untuk mengetahui dampak dan solusi menghadapi cuaca panas terik matahari ketika riding, sehingga meminimalkan resiko mengalami ataupun terlibat kecelakaan. Selain tubuh, tetap waspada, penting menjaga emosi, menjaga etika saat pengendara, dan utamakan selamat," ujar Alfian. (Sen)