SOLO, RAKYATJATENG – Kereta uap pariwisata kebanggaan di Kota Solo atau yang dikenal dengan sebutan Sepur Klutuk Jaladara kembali beroperasi. Dengan beroperasinya armada pariwisata itu diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisata di Kota Bengawan.
Untuk diketahui, Sepur Klutuk Jaladara selama setahun lebih tidak melayani beroperasi melayani perjalanan wisata. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan PPKM.
Selama ini lokomotif pabrikan Jerman 1896 dengan gerbong kayu jati buatan 1920 itu hanya dikandangkan di Stasiun Purwosari, sebelum akhirnya dioperasikan lagi pada akhir pekan ini.
“Mulai dioperasikan kembali sejak Sabtu (16/10) kemarin. Peminatnya pun lumayan, ada 50 wisatawan dari luar kota,” terang Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Taufiq Muhammad kepada Jawa Pos Radar Solo, Minggu (17/10/2021).
Ke-50 wisatawan asal Kota Pahlawan Surabaya itu berwisata menggunakan Sepur Klutuk Jaladara dengan sistem sewa. Tarif yang dikenakan untuk setiap perjalanannya sekitar Rp 3,5 juta dengan rute Stasiun Purwosari ke Stasiun Solo Kota, dengan dua pemberhentian di Loji Gandrung dan Kampung Batik Kauman.
“Kami tidak melayani eceran untuk kereta uap Jaladara. Sistem layanan paketan per trip Rp 3,5 juta dengan waktu tempuh per trip-nya sekitar 3 jam,” jelasnya.
Melihat antusias para wisatawan terhadap pelayanan pariwisata Sepur Klutuk Jaladara, Dishub menilai bahwa minat wisatawan terhadap beroperasinya kembali kereta wisata ini terbilang tinggi. Bahkan sepanjang Oktober ini sudah ada daftar antrean wisatawan untuk setiap perjalanan wisatanya, mengkipun praktiknya masih dengan berbagai pembatasan dan penerapan protokol kesehatan ketat.
“Untuk operasional tidak ada batasan karena tergantung permintaan. Jadi bisa hari kerja atau akhir pekan. Jika ada yang tertarik mendaftar bisa langsung datang ke kantor Dishub Surakarta. Selama perjalanan wisatawan harus mematuhi prokes 5M,” beber Taufiq.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko menilai geliat kepariwisataan di kota bengawan mulai mengalami perbaikan dalam beberapa waktu terakhir. Dengan beroperasinya kembali angkutan khusus pariwisata, bergeraknya kembali usaha-usaha kepariwisataan, dan dibukanya kembali objek-objek wisata bisa meningkatkan gairah masyarakat di sektor kepariwisataan di Solo.
“Keyakinan saya kepariwisataan di Solo akan segera pulih dengan geliat pariwisata yang mulai tumbuh kembali seperti ini,” hemat dia. (ves/nik/JPC)