BOYOLALI, RAKYATJATENG – Infrastruktur jalan berpengaruh besar pada pembangungan daerah. Meski mengupayakan pemerataan, namun masih banyak ditemui jalan rusak, terutama di daerah utara. Seperti Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Kemusu dan lainnya. Total jalan rusak di Boyolali mencapai 678 kilometer.
Pendataan jalan rusak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Meski mengupayakan perbaikan, namun hanya bisa dilakukan bertahap. Apalagi, di tengah pandemi, angaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebagian besar untuk penanganan Covid-19.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (DPU PR) Boyolali Unawi mengatakan, jalan rusak didominasi daerah utara Boyolali. Saat ini, sepanjang 65,9 km jalan di Boyolali dalam kondisi rusak berat. Sedangkan 94 km mengalami rusak sedang dan 52,5 km rusak ringan.
”Meski ada ratusan meter yang rusak, namun jika dipersentase jalan yang rusak di Boyolali terbilang masih minim,” ungkapnya pada Kamis (16/9).
Unawi mengatakan, total 678 km jalan yang rusak. Angka tersebut tidak mencapai 10 persen dari total jalan yang ada. Dia menambahkan jalan yang rusak dikategorikan sesuai tingkat kerusakan. Saat ini, jalan yang rusak berat sebesar 9,73 persen, rusak sedang 13,9 persen dan rusak ringan 7,75 persen.
Baru selanjutnya penganggaran untuk perbaikan jalan akan dilakukan. Terutama di jalan yang mengalami rusak berat. Namun, perbaikan jalan dilakukan secara bertahap melalui APBD. Saat ini, recofusing perbaikan jalan masih menyasar daerah utara.
”Jalan di wilayah Boyolali utara yang paling banyak mengalami kerusakan. Untuk itu fokus perbaikan jalan di Boyolali tahun ini masih di Boyolali utara,” jelasnya.
Sedangkan kerusakan seperti ruas jalan Tretes-Banyusri, Kecamatan Wonosamodro sepanjang 10 km. Baru 15 persen atau 1,5 km saja jalan dalam kondisi baik. Sedangkan selebihnya dalam kondisi rusak. Begitu juga dengan ruas jalan Talak Broto-Gunung, Kecamatan Simo juga separoh jalannya masih rusak. (rgl/adi/dam/JPC)