Bupati Kudus: Guru yang Belum Tuntas Vaksin Dilarang Ngajar

  • Bagikan

TAHAP KEDUA: Vaksin tahap kedua bagi guru pengajar di Kabupaten Kudus akan disuntikkan sembari menunggu stok dari DKK untuk tenaga pengajar yang jumlahnya ribuan. (DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS)

KUDUS, RAKYATJATENG – Bupati Kudus Hartopo menginstruksikan bagi guru yang belum menuntaskan vaksinasi dosis dua dengan alasan takut, dilarang mengajar. Untuk itu seluruh guru diwajibkan vaksin.

Hartopo mengatakan, guru yang tidak vaksin menghambat kelanjutan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Untuk itu, bagi guru yang belum divaksin dan kondisi sehat, harus vaksin.

Kalau memang tidak bisa meneruskan dosis kedua karena sakit, sebaiknya dilampirkan surat keterangan dokter dan penundaannya sampai kapan harus jelas.

“Guru itu harus paham pentingnya vaksinasi Covid-19. Jangan beralasan takut suntik. Inikan alasan yang tidak tepat. Kalau memang tidak mau disuntik dosis kedua alasan takut atau tanpa keterangan, saya tidak mengizinkan untuk mengajar. Saya akan terbitkan surat kalau masih tidak diperhatikan,” tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Harjuna Widada menjelaskan, guru yang belum suntik dosis kedua ada beberapa faktor. Mulai dari sakit saat jadwal vaksin hingga terkonfirmasi positif.

“Jadi suntik dosis kedua diundur lagi. Tetapi ada alasan takut dosis kedua, karena ada trauma dosis pertama. Kami meminta koordinator wilayah (Korwil) Pendidikan untuk mendata guru yang sudah vaksin lengkap, tidak lengkap, dan sama sekali belum vaksin,” jelasnya.

Dia mengatakan, apabila sudah diperintahkan suntik kedua tapi belum dilaksanakan, kemungkinan instruksi Bupati Kudus Hartopo bisa diterapkan.

“Rata-rata guru SD yang belum menuntaskan dosis kedua. Dan, ini bisa menghambat PTM terbatas Untuk SMP sudah tuntas semua,” jelasnya.

Kasi Surveilans dan Imunisasi DKK Kudus Aniq Fuad menyebut, ada ratusan guru yang sudah mendapatkan dosis pertama, namun belum mendapatkan dosis kedua. Hal tersebut mencuat setelah dirinya mendapatkan laporan dari masing-masing Puskesmas yang ada di Kudus.

“Kalau jumlahnya ada ratusan (guru yang belum tuntas divaksin, red), sekitar 300-an ada yang tersebar di setiap puskesmas,” jelasnya. (ks/san/mal/top/JPR/JPC)

  • Bagikan