SEMARANG, RAKYATJATENG – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang memastikan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan dimulai Senin (30/8/2021) mendatang.
Kepastian dilakukannya PTM ini disampaikan Walikota Semarang Hendrar Prihadi saat melakukan peninjauan vaksinasi di Balai Kota Semarang, Rabu (28/8).
“Senin depan PTM di Kota Semarang dimungkinkan untuk dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri, terkait turunnya level PPKM Kota Semarang yang berlaku pada hari ini, dari level 4 ke level 3,” tegas walikota Semarang yang akrab disapa Hendi ini.
Hendi menjelaskan, jika Pemkot Semarang telah melakukan persiapan matang sebelum akhirnya memutuskan memulai PTM pekan depan.
Hendi juga berharap agar para orang tua tidak khawatir ketika anak-anaknya mulai kembali ke sekolah untuk mengikuti PTM.
“Kami menjalankan sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri bahwa maksimum 50 persen dari kapasitas siswa. Orang tua siswa tidak perlu khawatir ikut PTM, karena SOP-nya sudah kita buat sedemikian rupa,” jelasnya.
Meski akan diselenggarakan Senin pekan depan, Hendi tidak mempermasalahkan bila ada orang tua yang masih belum mengizinkan putra-putrinya untuk ikut PTM. Pemkot, kata dia, masih meminta sekolah untuk menyediakan jalur pembelajaran secara daring.
“Tapi kalau ada orang tuanya yang tidak mengizinkan, juga kita perbolehkan, karena kita masih menggunakan metode mix antara luring dan daring. Jadi, ada tatap muka, tapi ada juga yang menggunakan online. Sehingga yang orang tuanya tidak mengizinkan, siswa-siswi tetap bisa mengikuti pembelajaran dari rumah,” terangnya.
Kepala Disdik Kota Semarang Gunawan Saptogiri menjelaskan, sebelumnya uji coba PTM sudah dilakukan April dan Mei lalu dengan hasil yang sangat baik. Hal inilah yang membuat pemkot mantap menjalankan PTM sesuai dengan ketentuan saat ini.
“Kota Semarang statusnya turun ke level 3 kita dapat memulai menyelenggarakan PTM. Saya pesan kepada para kepala sekolah untuk dapat mentaati ketentuan PTM ini, dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jangan sampai kemudian muncul klaster Covid-19 di sekolah,” tambahnya.
Gunawan menjelaskan, jika regulasi ini berlaku bagi TK, SD, dan SMP yang sudah melakukan uji coba pada tahap 1 dan 2 beberapa waktu lalu. Sementara untuk sekolah swasta yang juga menghendaki pemberlakuan regulasi yang sama telah mengajukan izin kepada Dinas Pendidikan, dan telah dilakukan verifikasi.
“Nanti setelah mengajukan izin akan kami lakukan verifikasi,” jelasnya.
Kepala SMP Negeri 28 Semarang Miftahudin menyambut baik dilaksanakan PTM mulai Senin mendatang. Ia mengaku kesiapan dari sarpras (sarana dan prasarana) seperti tempat cuci tangan, alat pengukur suhu, ruang kelas dengan sekat dan berjarak, dan pembentukan Satgas Covid-19 sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
“Kita juga sebar pernyataan orang tua siswa untuk mengizinkan anaknya datang ke sekolah, ruang transit bagi siswa yang belum dijemput juga telah disediakan. Durasi belajar hanya 4 jam, per kelas okupansinya sekitar 50 persen,” bebernya.
Sterilisasi dilakukan setelah kelas selesai dipakai. Orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya sekolah PTM juga akan dilayani dengan daring. Sedikitnya hanya ada sekitar 5 persen orang tua siswa yang masih belum setuju.
“Hanya 5 persen yang belum setuju, namun tetap kita akomodasi dengan daring,” tambahnya.
Miftah menambahkan, PTM akan dilakukan di semua tingkatan kelas, mulai kelas 7, 8, dan 9. Namun sistemnya akan dilakukan bergantian. Jika memang dilaksanakan pekan depan, rencananya akan dilakukan PTM khusus kelas 7.
“Pekan depan mungkin kelas 7 dulu, lalu menyusul kelas lainnya, dengan sistem sif atau bergantian,” jelasnya.
Kepala SMP Negeri 5 Semarang Teguh Waluyo juga menyambut baik rencana digelarnya PTM Senin mendatang. Sampai saat ini dirinya menunggu turunnya surat edaran dari Disdik terkait SOP penerapan PTM.
“Prinsipnya sudah siap, kami juga menjadi sekolah yang pertama melakukan uji coba. Jadi, tinggal nunggu surat edaran dari dinas,” katanya.
Semua siswa di SMP Negeri 5 Semarang, kata dia, sudah mendapatkan vaksinasi. Ditambah diterapkannya prokes yang ketat. Nantinya kegiatan pembelajaran akan dilakukan dengan sistem sif, dan akan dilakukan di semua tingkatan kelas.
“Kalau yang belum setuju (PTM) ya tidak apa-apa, kita layani dengan blanded learning,” ujarnya.
Sementara itu, di SD Negeri Randugarut Semarang masih menyiapkan sarana dan prasarana jika PTM mulai dilaksanakan. Sebab, masih ada kekurangan yang harus dipenuhi, misalnya penyediaan air bersih untuk tempat cuci tangan dan lainnya.
“Pamsimas di sekolah kami tidak lancar, selain itu lokasi sekolah juga masih direnovasi. Kesepakatan dari wali murid juga belum terkumpul, jadi sekolah belum berani menyatakan siap menggelar PTM,” kata Kepala SD Negeri Randugarut Yohanes Sukamta. (den/aro/JPC)