Uang Hasil Calo CPNS Digunakan Biaya Jadi Balon Bupati dan Nyaleg

  • Bagikan

Tersangka calo CPNS, JS, saat digelandang jajaran Polres Sukoharjo. (IWAN KAWUL/RADAR SOLO)

SUKOHARJO, RAKYATJATENG – Lelaki berinisial JS, mantan kepala desa asal Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang diduga melakukan penipuan bermodus calo calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan kerugian korban lebih dari Rp 5 miliar, benar-benar membuat geram. Dia menggunakan uang hasil penipuan tersebut untuk biaya menjadi bakal calon (balon) bupati Magetan dan caleg DPR RI.

Hal itu diakui JS kepada jajaran Polres Sukoharjo, yang berhasil meringkusnya di daerah Pemalang, Jawa Tengah.

JS sendiri ditangkap setelah dilaporkan oleh korban atas nama DG, 58, warga Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo yang merasa ditipu setelah menyetor uang muka belasan juta rupiah, demi memuluskan anak didiknya menjadi CPNS pusat.

Tak hanya DG, total ada 52 korban penipuan JS, dengan total kerugian Rp 5,181 miliar. Semua korban yang merupakan warga Sukoharjo ditipu dengan modus sama. Dijanjikan bisa memasukkan menjadi CPNS melalui jalur politik atau kebijakan nasional tanpa tes.

“Tersangka JS melakukan perbuatan tersebut dengan cara menawarkan kepada korban apabila ada anak maupun keluarganya yang akan masuk menjadi CPNS dapat dibawa melalui jalur politik kebijakan nasional tanpa tes. Dengan persyaratan mengumpulkan berkas-berkas dan sejumlah uang. Hingga pada akhirnya para korban tertarik. Setelah korban menyerahkan berkas-berkas berikut dengan sejumlah uang kepada JS, ternyata uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena tersangka JS memang tidak bisa membawa CPNS jalur politik atau kebijakan nasionai tanpa tes,” ungkap Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho dalam konferensi pers, Selasa (10/8/2021).

Sementara itu, JS mengatakan, sejak 2018 uang tersebut digunakan untuk kepentingan politik dirinya. Yakni saat proses menjadi bakal calon bupati Magetan dan caleg DPR RI.

“Ya untuk kepentingan pencalonan, saat jadi bakal calon kan melakukan pertemuan-pertemuan,” katanya.

JS juga mengaku bahwa aksinya tersebut dilakukan sejak 2008. Sudah banyak yang diterima juga menjadi CPNS. Pasalnya, dirinya mengklaim punya orang dalam di BKN Pusat.

“Tapi, yang bersangkutan meninggal. Tapi saya melanjutkan lagi,” kata JS. (kwl/ria/JPC)

  • Bagikan