Puluhan Anak di Klaten Jadi Yatim Piatu karena Covid

  • Bagikan
Pemerintah Desa Plawikan saat memberikan bantuan salah satu anak yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19 (ISTIMEWA)

Pemerintah Desa Plawikan saat memberikan bantuan salah satu anak yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19 (ISTIMEWA)

KLATEN, RAKYATJATENG – Puluhan anak di Klaten, Jawa Tengah, menjadi yatim piatu setelah orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Saat ini asesmen masih terus dilakukan oleh Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos dan P3AKB) Klaten.

“Untuk pendataan sudah kami lakukan. Tetapi saat ini masih kita lakukan asesmen di beberapa keluarga. Total ada 20 keluarga yang akan kita asesmen,” jelas Kepala Dinsos dan P3AKB M Nasir, Rabu (4/8/2021).

Asesmen dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan anak. Dalam pelaksanaannya menggandeng Pusat Layanan Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PLKSAI) Klaten. Saat ini, asesmen baru dilakukan di 10 keluarga yang anaknya menjadi yatim piatu.

Dari asesmen itu nantinya diarahkan untuk dilakukan pendampingan terhadap anak-anak yang telah ditinggal orang tua mereka. Termasuk memastikan pengasuhan, pendidikan, akses kesehatan, dan identitas anak. Maka itu, dari hasil asesmen tersebut menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.

“Manakala tidak diasuh, bisa dirujuk ke panti sosial milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kami sudah melakukan koordinasi dengan pemprov. Termasuk dengan lembaga sosial serta yayasan anak di Klaten,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, dari 20 keluarga itu ada sekitar 40 anak yang menjadi anak yatim piatu. Mengingat dalam satu keluarga bisa memiliki lebih dari satu anak. Maka itu, ke depan akan dilakukan pendampingan terkait psikologis anak dengan menggandeng PLKSAI.

“Untuk sebaran di mana saja, kita masih tunggu hasil dari asesmen. Mengingat ini baru awal kita melakukan asesmen,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengungkapkan dirinya memang meminta Dinsos dan P3AKB Klaten untuk melakukan pendataan maupun pelacakan terhadap anak yang berstatus yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19.

“Saya sudah bahas dengan kondisi ini dengan pak dinsos untuk dilacak. Nantinya kalau sudah reda (Kasus Covid-19) akan saya berikan beasiswa untuk sekolah,” ucapnya.

Selain itu, anak yang ditinggal orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19 itu juga diberikan keterampilan. Harapannya bisa menjadi bekal dalam mendapatkan pekerjaaan ke depan.

Salah seorang anak yatim piatu yang tinggal di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan yakni Alif Mukhamad Qomarudin, 13. Alif menjadi yatim piatu setelah ayah ibunya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Saat ini, Alif tinggal serumah dengan kakak perempuannya Dyah Nur Rachmawati, 23, yang sebentar lagi akan menikah.

“Untuk tingkat desa sudah memberikan bantuan sebatas kewenangan dan kemampuan. Di samping mengupayakan para pihak yang hendak melakukan donasi untuk Alif. Karena hal ini bersifat sosial, maka pemerintah desa akan membahas ini dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengampu yakni dinsos dan P3AKB,” jelas Kepala Desa Plawikan Lilik Ratnawati.

Lebih lanjut Lilik mengungkapkan, desa terus mendampingi Alif agar selalu sehat dan jiwanya tenang. Termasuk mencukupi kebutuhan makanannya dengan pantauan dari satgas Jogo Tonggo tingkat RW. Di samping itu, melakukan koordinasi dengan sekolah Alif yakni SMP N 1 Jogonalan.

“Pemerintah desa akan mengusulkan untuk adanya dispensasi di bidang pendidikan dan kesehatan untuk Alif. Sekaligus jaminan hidup dari dinsos dan P3AKB sampai anak tersebut mandiri,” pungkasnya

Seperti diketahui ibu dari Alif meninggal dunia karena terpapar Covid-19 pada 19 Juli yang lalu. Kemudian, sang ayah juga meninggal dunia karena terpapar Covid-19 pada 26 Juli 2021. Alif pun sempat melakukan isolasi mandiri di rumah. (ren/ria/JPC)

  • Bagikan