Bupati Kudus Hartopo saat berbincang dengan Ketua Kelompok Tani Karya Tani Desa Kesambi Surahman saat para petani di desa setempat melakukan panen cabai rawit merah di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jumat (30/7/2021). Sayang harga jualnya jatuh sehingga tidak menguntungkan mereka. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
KUDUS, RAKYATJATENG - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, siap memfasilitasi petani cabai di daerah setempat agar bisa menjual hasil panennya dengan harga wajar saat panen raya seperti sekarang.
"Nantinya, para petani akan dipertemukan dengan konsumennya langsung seperti pengusaha catering atau usaha kuliner lain agar bisa menjual dengan harga yang menguntungkan," kata Bupati Kudus Hartopo ditemui saat memborong cabai rawit merah sebanyak 200 kilogram yang baru dipanen di lahan sawah petani di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jumat (30/7/2021).
Pasalnya, kata dia, saat panen seperti sekarang ternyata harga jualnya jatuh, per kilogramnya hanya Rp6.000-an, sedangkan harga pokok penjualannya sebesar Rp12.000/kg sehingga tidak menguntungkan.
Dinas Pertanian juga mengusulkan alternatif lainnya saat harga jatuh bisa dijual dalam kondisi kering yang harganya cukup tinggi karena per kilogramnya mencapai Rp180.000.
"Sarana dan prasarana pendukung untuk proses pengeringannya biar Dinas Pertanian yang akan memfasilitasinya sehingga petani tidak perlu khawatir saat panen raya akan kembali merugi. Informasinya nanti ada green house pengeringan cabai," ujarnya.
Terkait dengan kebutuhan air irigasi, katanya, akan dibicarkan lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait supaya saat musim tanam petani tetap bisa mendapatkan air, terutama di musim kemarau seperti sekarang.
Ketua Kelompok Tani Karya Tani Desa Kesambi Surahman mengakui setiap panen raya cabai harga jualnya selalu jatuh, sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan. Untuk itu, perlu ada uluran tangan pemerintah agar petani cabai bisa untung.
Idealnya, kata dia, setiap kilogramnya laku antara Rp10.000 hingga Rp15.000 baru bisa mendapatkan keuntungan, sedangkan kurang dari Rp10.000 saja sudah pasti mengalami kerugian karena biaya tanam hingga panen setiap hektarenya berkisar Rp40-an juta.
Adapun luas lahan tanaman cabai di Desa Kesambi sendiri mencapai 70 hektare dengan produktivitas setiap hektarenya mencapai 35 ton. Tanaman cabai juga ada di desa lain, seperti Desa Setrokalangan seluas 50-an hektare, kemudian Desa Kedungdowo 10-an hektare dan Kecamatan Undaan berkisar 5 hektaran. (Antara)