Tak Tunjukkan Bukti Vaksinasi, Ratusan Pengendara Dipaksa Balik Kanan

  • Bagikan

PERKETAT: Petugas gabungan dari Polres, Kodim, dan Dishub Kudus merazia setiap pengendara yang bakal masuk Kudus di depan Hotel Gripta kemarin. (EKO SANTOSO/RADAR KUDUS)

KUDUS, RAKYATJATENG – Tak punya bukti swab dan vaksin, ratusan pengendara dari luar daerah Kudus dipaksa putar balik. Mereka terjaring razia petugas gabungan di titik check point perbatasan pintu masuk Kota Kretek atau depan Hotel Gripta, Kudus, kemarin.

Dari pantaun lapangan koran ini terlihat petugas gabungan. Terdiri dari Polres, Kodim, dan Dinas Perhubungan. Mereka merazia di pintu masuk Kota Kretek atau depan Hotel Gripta kemarin.

Masyarakat yang akan masuk menuju Kabupaten Kudus dihentikan. Baik yang mengendarai mobil, truk, hingga motor. Mereka diperiksa kelengkapan dokumen. Harus menunjukkan bukti vaksinasi baik swab/PCR Antigen, sertifikat vaksin minimal dosis pertama. Atau bagi yang berkepentingan bekerja juga harus memperlihatkan surat tanda register bekerja.

Bagi pengendara yang tidak mampu menunjukan beberapa dokumen itu karena tidak memiliki atau ketinggalan dipaksa putar balik. Dan tidak diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan.

Kasat Lantas Polres Kudus AKP Galuh Pandu Pandhega mengatakan pengecekan sejumlah dokumen kesehatan tersebut bertujuan menertibkan masyarakat. Guna mengurangi mobilitas masyarakat. Terutama semenjak diterapkan PPKM Darurat.

Dari hasil penjaringan di titik check point itu AKP Galuh Pandu menyebut telah memutarbalikkan ratusan pengendara setiap harinya.

”Ini sudah sebelas hari sejak 3 Juli lalu. Setiap harinya rata-rata ada 80-100 pengendara yang kami putarbalikkan. Jadi jika total itu tinggal dikalikan,” imbuhnya.

Pengecekan tersebut akan terus berlanjut selama PPKM Darurat berlangsung yakni sampai (20/7) nanti. Namun tidak menutup kemungkinan ada perpanjangan. Tergantung kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Mengingat sempat adanya wacana perpanjangan PPKM Darurat

”Tetapi sebelum PPKM Darurat juga telah diberlakukan. Terutama pas PPKM Mikro yang telah berjalan sejauh ini. Tetapi kali ini sifatnya lebih diperketat,” jelasnya.

Dalam sehari operasi itu dilakukan dua hingga tiga kali. Dengan mengambil titik lokasi yang berpindah-pindah. Sementara waktunya bersifat tentatif.

Pengecekan itu sekaligus bentuk sinkronisasi atas upaya vaksinasi yang sejauh ini digiatkan pemerintah. Sehingga syarat bukti vaksin ikut menjadi dokumen yang harus turut ditunjukkan pengendara.

Bupati Kudus HM Hartopo menambahkan patroli di perbatasan hingga penutupan jalan-jalan sebagai upaya menurunkan angka mobilitas warga Kudus. Mengingat meski sempat mengalami angka penurunan mobilitas sampai 12 persen, kini kembali naik.

”Angka penurunan di bawah 10 persen yakni hanya di angka 5,8 persen. Untuk itu penyekatan dan penutupan di check point harus berlanjut,” jelasnya.

Tujuannya selain untuk mengurangi mobilitas juga untuk membatasi orang luar daerah yang masuk. Mengingat kini kasus Covid-19 di Kudus menurun. Sementara beberapa daerah sekitar Kudus justru baru meningkat.

”Sebenarnya kebijakan ini kan sejak kemarin-kemarin saat PPKM Mikro. Tidak Cuma saat PPKM Darurat ini. Tetapi ini memang diperketat. Karena sebelumnya kami akui jumlah personel penjagaan kurang. Sehingga beberapa moment tak ada yang jaga. Sehingga disekat dengan barrier saja. Dan acapkali pengendara menerobos saja,” imbuhnya.

Untuk itu, Hartopo menilai kedisiplinan masyarakat menjadi kunci. Artinya dia berharap masyarakat mematuhi aturan tanpa harus selalu dijaga petugas. (ks/zen/top/JPR/JPC)

  • Bagikan

Exit mobile version