SOLO, RAKYATJATENG - Pemerintah Kota Surakarta menyatakan virus corona varian Delta memicu kenaikan angka kasus COVID-19 di Kota Solo yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
"Kalau melihat analisis dari awal kan itu. Mulanya yang dari Kudus, dari kawasan pantura dititipkan di Donohudan," kata Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani di Solo, Selasa (13/7/2021).
Ia meyakini sebagian pasien yang mengikuti isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan tersebut tidak langsung datang ke lokasi isolasi melainkan juga singgah ke beberapa tempat lain.
"Ada yang mampir-mampir, apalagi penularan ini kan sangat cepat, bisa juga dari itu. Yang kami khawatirkan awal kan itu, kenapa harus dititipkan ke Donohudan, kenapa tidak di sana (tetap di Kudus) saja," katanya.
Selain itu, dikatakannya, tingginya mobilitas masyarakat pascalebaran juga berdampak pada naiknya tingkat paparan COVID-19 di beberapa daerah termasuk Kota Solo.
Akibat dari kondisi tersebut, saat ini lonjakan kasus COVID-19 di Solo sudah dua kali lipat melampaui kenaikan kasus di bulan Januari. Pihaknya mencatat pada bulan Januari rata-rata penambahan jumlah kasus setiap harinya di angka 50 kasus baru.
Meski demikian, berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta saat ini penambahannya jauh di atas angka tersebut. Terakhir, tepatnya pada hari ini terjadi penambahan angka kasus sebanyak 316 kasus baru.
Dengan penambahan tersebut, saat ini angka kasus aktif di Kota Solo sebanyak 3.675 kasus dengan 3.389 di antaranya menjalani isolasi mandiri dan sisanya menjalani perawatan di rumah sakit.
Terkait hal itu pihaknya sudah berupaya melakukan pemutusan rantai penyebaran virus tersebut di kalangan masyarakat, salah satunya dengan mengoptimalkan waktu isolasi mandiri.
"Kalau biasanya di daerah lain kan meminta warga untuk isolasi selama sepuluh hari, di Solo kami perpanjang hingga 14 hari," katanya. (Antara)