WONOGIRI, RAKYATJATENG – Pemakaman dengan protokol kesehatan (prokes) pada Rabu (23/6) mencapai 17 kali. Ini perdana terjadi di Kota Sukses selama pandemi.
Fenomena tersebut menjadi pengingat bagi seluruh elemen untuk semakin meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan menjalankan pencegahan penularan Covid-19.
“Sebelumnya belum pernah sebanyak ini dalam sehari,” terang Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto, Kamis (24/6).
Belasan jenazah yang dimakamkan sesuai prokes tak hanya warga ber-KTP Wonogiri. Tapi juga ber-KTP luar daerah yang awalnya adalah warga asli Wonogiri. “Mereka sebelumnya tidak hanya dirawat di rumah sakit di Wonogiri. Ada juga yang di luar kota,” ujar dia.
Menurut Bambang, tidak semua jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan merupakan pasien positif Covid-19. Ada pula yang hasil tes swab-nya belum keluar, namun diduga kuat positif Covid-19, hingga akhirnya meninggal dunia.
Bambang menegaskan, meskipun 17 kali dalam sehari melakukan pemulasaraan jenazah sesuai prokes, tim Satgas Penanganan Covid-19 Wonogiri tak keteteran. Sebab, ada sekitar 40 orang yang terdiri dari unsur TNI-Polri, anggota BPBD, dan relawan lain yang tergabung di dalamnya.
Selain itu, waktu pemakaman juga tidak bersamaan. Ada yang dilakukan pada pagi, siang, dan malam.
“Sebagian dilakukan oleh relawan desa dan tim jogo tonggo yang sudah diberi pelatihan,” ungkapnya.
Mantan Camat Selogiri itu menambahkan, terdapat relawan dari sekitar 30 desa yang mampu melakukan pemulasaraan sesuai prokes. Mereka juga siap ditugaskan di luar desanya. “Namanya bencana atau musibah kan tidak mengenal waktu,” terang Bambang. (al/wa/ria/JPC)