ISI Surakarta Lockdown, 1 Dosen Meninggal karena Covid

  • Bagikan
ISI Surakarta saat lockdown, awal tahun lalu. Kampus tersebut kembali di-lockdown mulai 25 Juni hingga 8 Juli mendatang. (ARIEF B/RADARSOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta melakukan pembatasan aktivitas di area kampus pada 25 Juni hingga 8 Juli mendatang. Menyusul salah seorang staf di pascasarjana ISI Surakarta yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Selain itu, belasan mahasiswa juga terpapar Covid-19 setelah mengikuti kegiatan di kampus setempat.

Di kampus 2 yang berlokasi di Mojosongo serta di Gedung Pascasarjana ISI, pembatasan aktivitas dilakukan 100 persen. Semua staf dan dosen diwajibkan bekerja dari rumah. Sementara di kampus 1, sebanyak 25 persen staf masih bekerja di kantor dengan pertimbangan agar tetap optimalnya pelayanan.

“Awalnya ada beberapa civitas akademika ISI yang tertular Covid-19, baik di kampus 1 maupun kampus 2. Lalu seusai digelar satu kegiatan di kampus 2, ada beberapa mahasiswa yang juga positif berdasarkan hasil tracing,” jelas Kepala Humas ISI Surakarta Esha Kaswinarno, Kamis (24/6/2021), dikutip dari Jawa Pos Radar Solo.

Namun kemarin, lanjut Esha, seorang staf di kampus 2 ISI meninggal dunia akibat tertular Covid. Selain itu, terdapat 15 mahasiswa dan lima staf yang kemudian dinyatakan positif terkena Covid 19. Sehingga diputuskan untuk dilakukan pembatasan kegiatan.

Pembatasan tersebut diatur dalam Surat Edaran Rektor no 12/IT6.1/HK/2021 yang ditandatangani oleh Rektor ISI Surakarta Guntur.

“Staf yang meninggal tersebut tertular di luar kampus,” sambungnya.

Terkait perkuliahan, Esha menjelaskan bahwa selama ini ISI Surakarta menyelenggarakan perkuliahan blended learning. Yakni memadukan kuliah tatap muka dengan perkuliahan daring.

Dengan adanya pembatasan kegiatan di kampus, otomatis perkuliahan dialihkan menjadi daring hingga masa pembatasan selesai. (aya/ria/JPC)

  • Bagikan

Exit mobile version