RUGI BESAR: Ikan nila yang dipelihara di karamba apung Waduk Gajah Mungkur. (ISTIMEWA)
WONOGIRI, RAKYATJATENG – Ribuan ikan di karamba apung Waduk Gajah Mungkur (WGM) mati mendadak. Kerugian diperkirakan puluhan juta rupiah.
Ketua paguyuban pembudidaya ikan WGM Nila Kencana Sugiyanto mengatakan, ribuan ikan mati hanya terjadi, Minggu (20/6). Sehari kemudian, Senin (21/6) tak terlihat pemandangan serupa.
“Sekarang sudah normal. Ikan yang mati sudah dibersihkan,” terangnya, kemarin.
Matinya ribuan ikan nila, terang Sugiyanto, sering terjadi. Biasanya pada awal pergantian musim kemarau ke penghujan di Oktober dan November. Namun kali ini berbeda.
“Kejadian kemarin (Minggu 20/6) tidak seperti biasanya. Ikan yang mati padahal siap panen,” terangnya.
Terkait penyebabnya, Sugiyanto belum bisa memastikan. Tapi, malam sebelum kejadian, turun hujan. Saat itu, air di permukaan waduk tidak begitu keruh.
“Namun waktu kami angkat jaringnya, banyak sekali kotoran menempel. Jadi, mungkin yang keruh itu bagian dasar air. Apa karena itu ikannya kaget atau bagaimana, saya tidak tahu,” kata dia.
Berdasarkan pengalamannya, kematian ikan pada pergantian musim disebabkan up welling, yakni fenomena di mana air yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar waduk ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya.
Berapa banyak pembudidaya nila yang mengalami kejadian tersebut? Sugiyanto menuturkan, selain dirinya, ada tiga anggota paguyuban Nila Kencana. Total ikan nila yang mati sebanyak 1,5 ton dengan nilai sekitar Rp40 juta.
“Kalau melihat foto-foto yang beredar (di media sosial), jumlah kematian ikan milik petani lainnya lebih banyak. Tapi saya tidak tahu pastinya,” terang dia.
Sementara itu, pembersihan ikan mati dilakukan Minggu siang hingga sore. Karamba apung ikut dibersihkan. (al/wa/JPC)