Kasus Klaster Hajatan Kudus di Baturetno dan Paranggupito Terus Meluas

  • Bagikan

WONOGIRI, RAKYATJATENG – Kasus penularan Covid-19 di Dusun Gedawung, Desa Saradan, Kecamatan Baturetno yang bersumber dari pelaku perjalanan Kudus, terus meluas. Dari belasan warga, kini kasus Covid-19 dari klaster tersebut bertambah hingga 27 orang.

Hal itu diungkapkan Bupati Wonogiri Joko Sutopo. Dia mengatakan, klaster dari Kudus di Dusun Gedawung yang bermula 18 kasus kini bertambah menjadi 27 kasus.

“Dari 68 orang orang yang kita tes, ditemukan 27 yang positif. Menurut kita, ini cukup tinggi. Maka sudah dilakukan lockdown lokal,” kata bupati di Ruang Girimanik Kompleks Setda Wonogiri, Selasa (15/6/2021)

Langkah antisipasi sudah dilakukan di tingkat kecamatan hingga desa. Monitoring dan pengawasan lockdown lokal di sana pun kini terus dilakukan.

Selain di Gedawung, Bupati juga mengonfirmasi kasus klaster Kudus di Kecamatan Paranggupito. Kasus yang juga bermula dari menghadiri hajatan di Kudus itu, jumlahnya kini bertambah. Dari pelacakan yang dilakukan, saat ini ada 17 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Warga yang terpapar itu berada di Desa Ketos dan Songbledeg.

“Bahkan ada kasus, mbahnya yang awalnya sehat lalu terpapar dan akhirnya meninggal dunia,” kata Jekek, sapaan akrab bupati.

Jekek yang juga ketua Satgas Penanganan Covid-19 Wonogiri itu menuturkan, sangat mungkin dilakukan isolasi lokal di dua desa di Paranggupito. Menyusul temuan kasus yang kian meluas. Namun, saat ini pihaknya masih memperhatikan perkembangan kasus. Jika kasus semakin bertambah banyak, isolasi lokal bisa diterapkan.

“Untuk daerah lain juga harus berjaga-jaga. Apabila terjadi peningkatan kasus yang tinggi, maka harus disiapkan isolasi terpadu di tingkat desa,” papar Jekek.

Menurut Jekek, isolasi lokal yang diterapkan di desa merupakan langkah yang paling relevan untuk diambil. Sebab, berdasarkan rapat yang digelar bupati dengan camat, para camat mengatakan bahwa isolasi terpadu sangat sulit diterapkan di tingkat kecamatan. Terutama dalam melakukan langkah pengawasan. Karena itu, yang bisa dilakukan adalah isolasi terpadu di tingkat desa.

Jekek menjelaskan, penerapan isolasi terpadu harus melihat kondisi dan situasi sebaran Covid-19. Semisal yang terpapar Covid-19 adalah satu dusun seperti kasus di Baturetno, maka bisa dilakukan isolasi lokal. Anggaran PPKM mikro di desa pun bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan pokok warga yang menjalani isolasi.

“Kalau hanya satu atau dua orang, tidak mungkin (lockdown). Bisa isolasi mandiri di rumah kalau memenuhi kualifikasi,” kata dia.

Sementara itu, berdasarkan data yang disadur dari website resmi Pemkab Wonogiri, hingga Senin (14/6) pukul 21.00 terdapat penambahan 36 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan begitu, secara kumulatif tercatat 5.080 kasus Covid-19 di Kota Sukses.

Sebanyak 394 di antaranya adalah kasus aktif, dengan rincian 150 orang dirawat di rumah sakit dan 244 orang menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, 4.393 orang telah sembuh dari paparan Covid-19 dan 293 orang meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif Covid-19.

Atas kondisi ini, bupati mewanti-wanti masyarakat untuk taat dalam menerapkan protokol kesehatan 5M. Yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. (rs/ria/per/JPR/JPC)

  • Bagikan