Harga Kedelai Meroket, Perajin Tahu di Klaten Utara Galau

  • Bagikan
Salah satu sentra produksi tahu di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, kemarin (7/6). (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN, RAKYATJATENG – Perajin tahu di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara galau. Harga kedelai meroket sejak beberapa bulan terakhir. Solusinya, mereka terpaksa mengurangi takaran kedelai sebelum digiling jadi tahu.

Salah seorang perajin tahu yang terdampak naiknya harga kedelai, yakni Sri Tawarsih, 35. Dia mengaku harga kedelai tembus Rp 11 ribu per kilogram (kg). Dari harga normal Rp 7 ribu per kg.

“Mulai naik bertahap sejak awal tahun. Kabarnya Mei kemarin mau turun harga. Ternyata malah naik lagi harganya,” keluh Tawarsih.

Sudah belasan tahun Tawarsih menggeluti usaha ini. Dia mengaku kenaikan harga kali ini paling tinggi. Padahal tiap hari, dia butuh sekitar 70 kg kedelai untuk produksi.

“Konsumen tidak mau kalau harga tahu dinaikkan. Padahal harga kedelai naik. Terus terang kami kebingungan,” imbuhnya.

Menyiasati kerugian, perajin mengurangi takaran kedelai sebelum digiling. Jika biasanya 10 kg sekali produksi, direduksi jadi 9 kg. Dampaknya, ketebalan tahu ikut menyusut.

“Ya harus disiasati, jangan sampai merugi. Kami kurangi tebal tahu. Untungnya konsumen bisa memahami,” bebernya.

Perajin berharap pemerintah segera mengambil tindakan atas mahalnya harga kedelai. Jika tidak, mereka bakal gulung tikar.

“Harapan kami harga kedelai normal lagi jadi Rp 7 ribu per kg seperti dulu. Jangan sampai membuat rakyat kecil semakin susah,” ujarnya. (rs/ren/per/JPR/JPC)

  • Bagikan