PDIP Mestinya Tak Anggap Ganjar sebagai Ancaman Puan

  • Bagikan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (ISTIMEWA)

KUPANG, RAKYATJATENG - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan PDI Perjuangan semestinya tidak melihat Ganjar Pranowo sebagai ancaman terhadap peluang Puan Maharani dalam Pilpres 2024.

"Justru kehadiran Ganjar menegaskan bahwa PDIP memiliki kader yang berlapis sebagai pemimpin bangsa," kata Dr. Ahmad Atang, M.Si. di Kupang, Selasa (25/5/2021).

Menurut pengajar ilmu komunikasi politik pada sejumlah perguruan tinggi di NTT itu, rivalitas politik di tubuh PDIP makin menguat sehingga saling sindir di ruang publik.

Ia berpendapat bahwa ada tarik-menarik kepentingan antara kekuatan politik struktural di PDI Perjuangan dan dukungan politik secara sosiologis.

"Semua ini bermuara pada Pilpres 2024. PDIP secara struktural mendukung Puan Maharani sebagai calon wakil presiden yang akan berpasangan dengan Pranowo Subianto sebagai calon presiden," katanya.

Namun, secara riil politik berdasarkan hasil survei, justru Ganjar Pranowo, kader PDIP yang notabene Gubernur Jawa Tengah, berada di posisi tiga besar bakal calon presiden.

Munculnya Ganjar dalam peta politik nasional terkait dengan pilpres mendatang, menurut dia, secara tidak langsung telah menenggelamkan nama Puan Maharani yang digadang-gadang menjadi wakil presiden.

Fenomena ini, kata Ahmad Atang, dapat diduga bahwa dalam internal PDI Perjuangan telah terjadi perpecahan yang dapat menjadi kontraproduktif bagi PDIP itu sendiri.

Terlepas apakah PDIP mendukung atau tidak terhadap Ganjar, dia menilai upaya "pembunuhan karakter" oleh struktur partai terhadap Ganjar justru akan menjadi senjata makan tuan.

"Langkah PDIP akan dinilai publik sebagai bentuk penzaliman terhadap Ganjar. Sikap diamnya Ganjar justru akan merugikan PDIP sendiri," katanya.

Oleh karena itu, PDIP semestinya tidak melihat Ganjar sebagai ancaman terhadap peluang Puan, tetapi justru kehadiran Ganjar menegaskan bahwa PDIP memliki kader yang berlapis sebagai pemimpin bangsa.

Dengan demikian, kata Ahmad Atang, ketika mekanisme partai mampu melakukan seleksi, justru akan menaikkan standing politik PDIP di mata publik.

Sebagai orang yang telah lama berkecimpung dan membesarkan PDIP dari awal, Ganjar adalah seorang marhaenis sejati yang secara ideologis tidak diragukan lagi.

Namun, lanjut dia, sangat disayangkan jika PDIP mengorbankan Ganjar demi Puan Maharani.

"Ini bukan yang pertama. Akan tetapi, sadar atau tidak, PDIP sedang mempraktikkan politik belah bambu bagi kadernya sendiri," kata Ahmad Atang. (Antara)

  • Bagikan

Exit mobile version