KLATEN, RAKYATJATENG - Adanya peniadaan mudik membuat jadwal keberangkatan kereta api (KA) dari Stasiun Klaten mengalami pengurangan yang signifikan.
Dari sebelumnya pada pra pelarangan mudik terdapat 12 perjalanan, kini tinggal tiga KA jarak jauh saja. Ditambah KA lokal seperti kereta rel listrik (KRL) Solo-Jogja masih tetap beroperasi.
“Memang berdasarkan laporan dari posko untuk situasi penumpang yang naik turun di Stasiun Klaten terlihat sepi. Terutama di masa peniadaan mudik seperti saat ini. Mengingat kereta api hanya melayani perjalanan khusus seperti perjalanan dinas dan kepentingan lainnya sesuai yang diatur dalam SE Satgas Covid-19,” jelas Kepala Stasiun Klaten Sutopo, Minggu (9/5).
Lebih lanjut, Sutopo menjelaskan, untuk KA jarak jauh yang masih melayani salah satunya KA Argo Lawu keberangkatan dari Solo-Jakarta. Termasuk KA Sri Tanjung dengan jurusan Jogja-Banyuwangi yang juga melayani pemberangkatan dari Stasiun Klaten.
Penumpang KA jarak jauh harus melengkapi sejumlah persyaratan seperti surat keterangan atas maksud perjalanannya dan hasil tes Covid-19.
“Jadi sebelum melakukan perjalanan itu ada verifikasi dari petugas kami untuk mengecek persyaratan yang dibawa penumpang KA jarak jauh terlebih dahulu. Termasuk diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes), seperti kewajiban menggunakan masker hingga mengenakan baju berlengan panjang,” ucapnya.
Adanya pengurangan perjalanan KA jarak jauh itu selaras dengan penurunan jumlah penumpang yang melakukan keberangkatan dari Stasiun Klaten kurang dari 50 penumpang. Sedangkan penumpang yang turun di Stasiun Klaten juga mengalami penurunan saat peniadaan mudik kali ini yakni di bawah 80 penumpang.
“Padahal sebelum ada peniadaan mudik untuk yang turun di Stasiun Klaten bisa mencapai 250 orang. Sedangkan untuk KRL Solo-Jogja masih melakukan perjalanan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Untuk KRL Solo-Jogja naik turun penumpang rata-rata ada 500 penumpang dalam sehari. Masih sama dan stabil dari sebelumnya,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu penumpang KRL Solo-Jogja, Adam Sutanto, 49, asal Sleman mengungkapkan seminggu sekali biasanya menaiki KRL dari Jogja ke Solo untuk keperluan kerja.
Selama peniadaan mudik kali ini sebenarnya penumpang KRL mengalami penuruan dibandingkan dari sebelum adanya peniadaan mudik.
“Memang di dalam KRL dengan diatur jaraknya tetap penuh tempat duduknya. Tetapi yang berdiri mulai sedikit, ini artinya ada penurunan penumpang, tapi saya tetap nyaman kok karena tetap menerapkan prokes juga,” pungkasnya. (rs/ren/fer/JPR/JPC)