USM Gelar Kajian Dhuha Ramadhan, Hadirkan Gus In’am

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Universitas Semarang (USM) menggelar kajian dhuha Ramadhan menghadirkan pengasuh pondok pesantren Nurul Hidayah, Semarang, Dr KH In’amuzzahidin MA.

Kegiatan berlangsung di Masjid Baitur Rasyid USM, Jumat (16/4/2021).

Kajian dhuha tersebut mengkaji Kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah terbuka untuk umum dan disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Fokmi TV. Turut hadir dalam kesempatan ini para dosen, mahasiswa, dan karyawan sebanyak 30 orang.

Menurut Gus In’am panggilan akrab Dr KH In’amuzzahidin, dipertemukannya dengan bulan suci Ramadhan 1442 H ini merupakan bagian dari pemberian Allah SWT yang sangat ditunggu umat muslim setiap tahunnya.

“Saat ini kita bisa berjumpa dengan Ramadhan adalah pemberian dan pertolongan dari Allah SWT sesuai dengan doa yang diajarkan Rasulullah ketika memasuki bulan rajab Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab, bulan sy’ban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan, sehingga harus kita syukuri,” ungkap Gus In’am.

Pada kajian ini Gus In’am menjelaskan pasal 1 pada kitab Al Hikam yaitu di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya, adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana.

“Ayo selagi masih hidup buatlah amal sebanyak mungkin, karena kita tidak tahu amal mana yang akan diterima oleh Allah SWT kecuali Allah mencurahkan rahmatya kepada kita,” jelasnya.

Baginya, setiap insan yang mengamalkan kebaikan belum tentu mendapatkan jaminan masuk surga. Oleh karenanya, dia mengajak umat muslim untuk taat melakukan ibadah.

“Beribadahlah kepada Allah SWT, karena ikhlas bukan karena kita mengharapkan suatu balasan, seperti seorang bayi yang bersandar hidup pada ibunya saja hidupnya terpenuhi, apalagi kita bersandar hidup pada Allah maka Allah pasti akan memenuhi kebutuhan kita,” katanya.

Gus In’am menambahkan, fungsi utama diciptakan umat manusia bukan untuk menjadi kaya dan memiliki banyak harta, akan tetapi fungsi utama menjadi manusia adalah untuk beribadah.

Maka, musibah terbesar dalam hidup bukan karena mendapatkan banyak masalah, bukan karena tidak punya harta, tetapi musibah sesungguhnya adalah di mana setiap umat tidak dapat beribadah.

Selain itu, dirinya menyampaikan, setiap insan agar dapat menghindari sifat sombong, menutup dengan amal salih.

“Jangan dikira orang beramal baik tidak ada peluang untuk sombong, untuk itu kita berharap amalan kita mendapatkan ridha dari Allah, sebab kesombongan itu tidak hanya muncul dari harta dan kekayaan, tetapi dari amal salih yang kita miliki,” tutupnya.

Sementara itu, menurut Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FOKMI) Universitas Semarang, Saiful Hadi, kegiatan kajian dhuha rutin diadakan setiap tahun di bulan Ramadhan.

“Kajian dhuha yang mengkaji kitab Al Hikam ini sudah diselenggarakan rutin setiap tahun di bulan Ramadhan, dan saat masih pandemi seperti ini masyarakat juga bisa mengakses melalui live streaming,” ujar Saiful. (Sen)

  • Bagikan