Satu RT di Klaten Di-‘Lockdown’, 14 Warganya Positif Covid

  • Bagikan
Salah satu akses jalan masuk ke RT 31 RW 19 Dusun Ngendegan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi yang ditutup karena ada pembatasan akses keluar-masuk. (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN, RAKYATJATENG – Satu RT di Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Klaten, Jawa Tengah, memberlakukan pembatasan akses keluar-masuk bagi warganya. Hal itu dilakukan usai ada belasan orang yang masih satu keluarga terkonfirmasi positif Covid-19.

Pembatasan akses diberlakukan di RT 31 RW 19, Dusun Ngendegan, Desa Pandes sejak tiga hari lalu. Di RT tersebut diketahui ada 14 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Satu orang di antaranya telah meninggal dunia dan dua pasien dirawat di rumah sakit.

Saat ini, total ada 11 orang yang sedang menjalani isolasi mandiri di dua rumah di RT 31. Guna menekan penyebaran Covid-19, dilakukan pembatasan akses keluar-masuk. Harapannya, tidak ada warga dari kampung lainnya yang datang ke daerah tersebut.

“Kita batasi aksesnya karena ada 11 orang yang sedang menjalani isolasi mandiri. Soalnya membahayakan jika warga dari luar tidak tahu rumah yang digunakan isolasi mandiri. Kalau warga sekitar kan sudah tahu,” jelas Kepala Desa (Kades) Pandes Heru Purnomo, Selasa (13/4/2021).

Mereka yang melakukan isolasi mandiri masih memiliki hubungan kekerabatan. Oleh karena itu, pelaksanaan isolasi mandiri dipusatkan pada dua rumah di RT tersebut.

Untuk kebutuhan logistik telah didukung dari pemerintah desa dan jogo tonggo. Mereka terus bergerak dengan memasok kebutuhan sehari-hari, seperti sayur dan buah.

“Jadi awalnya ada satu orang yang meninggal dunia. Ternyata diketahui terkonfirmasi positif Covid-19. Keterangan dari keluarganya memiliki riwayat penyakit vertigo sehingga tahu awalnya ya gara-gara komorbid tersebut,” jelasnya.

Heru mengungkapkan, warganya yang meninggal dunia itu memang sempat sakit, tetapi tidak di rumah sakit. Hanya dirawat di rumah dan sempat dijenguk oleh warga sekitar. Sehingga saat dilakukan tracking, terdapat 34 orang yang menjalani tes swab.

Dari pelaksanaan tes itu baru diketahui ada belasan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Pelaksanaan tesnya dilakukan pada 9 April lalu. Mereka yang hasilnya negatif ya melakukan aktivitas seperti biasanya. Sedangkan yang positif melakukan isolasi mandiri. Hanya saja, akses keluar masuk ke RT tersebut kita batasi,” ucapnya.

Koordinator Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Klaten Cahyono Widodo mengakui, munculnya berbagai klaster memicu meningkatnya jumlah kasus positif di Kota Bersinar.

Mulai dari kemunculan klaster keluarga di Kecamatan Wedi tersebut, klaster kampung di Dusun Pengkol, Desa Jombor, Kecamatan Ceper hingga klaster pondok pesantren (Ponpes) di Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper.

“Hingga 12 April secara kumulatif terdapat 7.097 kasus. Kasus aktif terdapat 401 orang, terdiri dari mereka yang dirawat sebanyak 116 pasien dan menjalankan isolasi mandiri di rumah masing-masing 285 orang,” jelasnya.

Untuk kasus sembuh total sebanyak 6.224 orang. Sedangkan yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 terdapat 472 orang. Berbagai upaya akan terus dilakukan satgas dalam menekan laju penambahan kasus Covid-19 di Klaten. (rs/ren/per/JPR/JPC)

  • Bagikan