KLATEN, RAKYATJATENG - Pemerintah pusat telah melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran tahun ini. Meski begitu, berkaca dari tahun sebelumnya, tetap saja ada pemudik yang nekat untuk pulang kampung. Pemkab Klaten mulai menyiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi gelombang pemudik.
“Masuk Klaten wajib bawa hasil tes swab-nya. Surat keterangan yang dibawa itu berlaku selama tiga hari. Jadi masuk Klaten itu wajib bawa surat swab,” jelas Bupati Klaten Sri Mulyani di sela-sela kunjungan kerjanya di Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Selasa (30/3/2021).
Selain membawa hasil tes swab, para perantau yang nekat mudik ke Klaten juga diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Atau isolasi mandiri di lokasi yang disediakan oleh pemerintah desa sesuai waktu yang ditentukan.
“Masyarakat kan sudah cerdik, bukan mudik tapi pulang kampung. Kalau sudah ada larangan seharusnya ditaati. Toh kalau sampai nekat mudik, ya protokol kesehatan (prokes) yang harus benar-benar disiapkan,” jelasnya.
Bupati pun meminta pemerintah desa hingga RT dan RW untuk menyiapkan rumah isolasi di wilayahnya masing-masing. Harapannya dengan menerapkan prokes secara keta, bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Bersinar. Apalagi selama ini tren penambahan kasus Covid-19 yang tinggi biasanya terjadi usai libur panjang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat kunjungan kerja di Klaten pada Senin (29/3) lalu mengatakan, secara teknis pihaknya menunggu secara teknis dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan kepolisian mengenai pembatasan angkutan jalan dalam pelarangan mudik.
“Daerah-daerah perbatasan pemkab dan pemkot serta antarprovinsi saling bekerja sama. Kemudian kita tetap siaga karena pasti ada yang bolos-bolos itu. Kita siapkan tempat-tempat isolasi, berkaca dari tahun lalu,” jelas Ganjar.
Ganjar mengingatkan agar jangan sampai mengambil risiko. Mengingat saat ini tren kasus Covid-19 di Jateng sudah cukup bagus, dengan jumlah penderita yang terus menurun. Apabila semua pihak bisa terus disiplin dalam menerapkan prokes, maka target pada akhir tahun ini diharapkan bisa lebih bagus. Ia berharap, jangan sampai ada gelombang penambahan kasus Covid-19 seperti di India maupun Prancis.
“Sambil terus vaksinasi kita genjot. Kemarin dari laporan menteri kesehatan saja karena India boom, sehingga vaksinya belum seluruhnya dikeluarkan. Maka itu saya minta bantuan dari masyarakat untuk menahan diri sebentar saja untuk tidak mudik,” ucapnya.
Ganjar memberikan saran kalau memang ingin menjenguk keluarga di kampung bisa dilakukan pada saat momen Sadranan kali ini. Bisa juga melakukan silaturahmi dengan menggunakan smartphone masing-masing melalui video call. (rs/ren/per/JPR/JPC)