Sengaja Rahasiakan Penyakitnya, Ini Pesan Terakhir Habib Hasan Mulachela

  • Bagikan
Habib Hasan Mulachela (ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Meninggalnya Hasan Mulachela di RS Jantung Diafragma Cinere, Jakarta, Jumat (12/3) pagi, benar-benar membuat kaget keluarga dan sahabat-sahabatnya. Sebab, selama ini pria yang akrab disapa Habib Hasan itu dikenal tidak memiliki riwayat penyakit.

Hal itu diungkapkan langsung oleh anak angkat Habib Hasan Mulachela, Siti Nasyiah atau dipanggil Ita, Jumat (12/3), dikutip dari Jawa Pos Radar Solo.

Ita mengatakan, Habib Hasan memang tidak memberitahu keluarga soal penyakit jantung yang dideritanya karena tidak mau merepotkan.

“Saya dan Mbak Lala (keduanya anak angkat) diamanahkan Habib untuk tidak mengabarkan kepada keluarga. Sebab, istrinya baru saja operasi batu empedu sepanjang 30 cm. Sampai sekarang beliau juga masih sakit,” ujar Ita.

Sosok Habib Hasan dikenal tidak mau menampakkan rasa sakitnya. Jika dilihat orang, badannya selalu sehat, meski tubuhnya terasa rapuh.

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang. Karena dia sosok panutan yang patut diacungi jempol. Baik dari kedermawanannya maupun karakter yang lembut dan selalu sopan kepada siapa pun.

“Yang Habib tampakkan pasti selalu bahagia dan ingin mengajak semua orang bahagia. Padahal, semua tidak tahu kalau Habib punya penyakit tersembunyi,” tuturnya.

Sosok politikus senior PPP itu memang dikenal rajin memberikan sedekah kepada rakyat kecil. Aksi berbaginya pun menjadi viral. Sehingga ke manapun Habib Hasan berkegiatan, sering diikuti oleh para awak media.

“Pernah ditanya wartawan, Bib, njenengan selalu sedekah apa nggak takut miskin? Beliau lantas menjawab, kenapa takut miskin? Nyatane yo tambah sugih (faktanya malah tambah kaya),” ujar Ita yang juga pernah bekerja menjadi salah satu wartawan di Jawa Pos.

Diceritakannya, Habib begitu yakin jika berbagi tidak akan membuatnya miskin. Alasan dia berbagi juga sederhana. Karena dia pernah merasakan pahit dalam hidupnya. Sebelum sukses, Habib Hasan pernah bekerja sebagai penjaga bioskop dan berjualan batik.

“Hartanya terus disalurkan karena Habib pernah jadi orang susah. Makanya apa yang dia punya jika mampu tetap dibagikan,” ujarnya.

Ita menceritakan, sebelumnya Habib Hasan meninjau Pasar Turi Surabaya pada Sabtu (5/3), mengajak Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Muhammad Mardiono. Di sana, Habib mendapat serangan pertama hingga tak sadarkan diri. Kemudian pulang ke hotel dan terasa sehat kembali.

Pada Minggu (6/3), Habib Hasan pulang ke Solo. Senin (7/3), ke klinik untuk berobat. Setelah kondisinya membaik, Selasa (8/3), Habib Hasan berangkat sendiri ke Jakarta.

“Serangan kedua waktu tiba di Solo. Kemudian merasa enakan setelah minum obat. Beliau memberikan pesan terakhir kepada kami agar aksi sosial terus dilanjutkan, jangan menunggu pemerintah baru turun tangan. Setelah itu Habib berangkat sendiri ke Jakarta,” pungkas Ita. (rs/ria/per/JPR/JPC)

  • Bagikan