YOGYAKARTA, RAKYATJATENG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo yang baru saja diresmikan Senin, dapat memudahkan mobilisasi masyarakat maupun barang dan jasa, sehingga dapat meningkatkan pariwisata dan sektor-sektor ekonomi lainnya.
Hal itu dikatakan Presiden Jokowi saat meresmikan pengoperasian KRL Lintas Yogyakarta-Solo di Yogyakarta, Senin (1/8/2021).
“Kita harapkan ini bisa membantu, baik mobilisasi orang maupun barang, dari Yogyakarta ke Solo, Solo ke Yogyakarta, dan juga bisa meningkatkan pariwisata dan ekonomi kita,” kata Presiden Jokowi.
Dalam peresmian itu Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.
Presiden Jokowi mengapresiasi KRL Yogyakarta-Solo yang menggunakan teknologi ramah lingkungan. Dia meminta ke depannya agar seluruh moda transportasi di Indonesia selalu menggunakan teknologi ramah lingkungan.
“Yang paling penting kereta listik ini ramah lingkungan. Saya kira moda transportasi di negara kita, ke depan harus semuanya mengarah kepada kereta, transportasi massal, yang ramah lingkungan, juga kendaraan-kendaraan semuanya harus ramah lingkungan yaitu listrik,” tukas Presiden Jokowi.
Dengan beroperasinya KRL Yogyakarta-Solo, kata Presiden, maka waktu tempuh antara dua kota yang memiliki banyak potensi pariwisata itu menjadi lebih pendek.
“KRL ini lebih cepat dibanding Prameks (Prambanan Express), terpaut kira-kira 10 menit lebih cepat, kemudian dari sisi biaya operasi jauh lebih murah,” ucap Presiden Jokowi.
Berdasarkan informasi di situs resmi PT Kereta Commuter Indonesia, KRL Yogyakarta-Solo dapat melayani 20 perjalanan KRL setiap harinya setelah beroperasi penuh.
KRL ini pada masa normal dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan.
Namun dalam masa pandemi ini KAI Commuter mengatur kapasitas pengguna sebanyak 74 orang per kereta. Kecepatan maksimal perjalanan KRL ini mencapai 90 km/jam. (Antara)