SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah punya strategi mempercepat proses vaksinasi Covid-19 yang saat ini memasuki proses tahap kedua. Tujuannya, agar vaksin bisa cepat dilaksanakan hingga selesai.
“Strateginya, kita ada empat ya. Yaitu (pertama) vaksinasi berbasis faskes. Faskes itu bisa rumah sakit, bisa puskesmas bisa klinik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo, ditemui usai Rapat Satgas Penanganan Covid-19, di kompleks Kantor Gubernur Jateng, Senin (22/2/2021).
Kedua, vaksin berbasis institusi. Contohnya, seperti yang hari ini dilakukan di gedung Grhadika Bhakti Praja kompleks kantor Gubernur Jateng, atau nanti di institusi Polda, Kodam, dan lainnya.
Ketiga, berbasis tempat. Yulianto menerangkan, vaksin berbasis tempat dilakukan di GOR dan lainnya. Selanjutnya yang keempat, vaksin yang berbasis bergerak atau mobile, seperti bisa dilakukan di tenda atau lainnya.
“Tetapi pertama yang berbasis faskes, sama yang institusi dululah. Itu yang kita dahulukan,” ungkapnya.
Terkait vaksinasi tahap kedua untuk petugas pelayan publik dan lansia ini, Yulianto menyebut ada sekitar 5,5 juta orang penerima vaksin. Sekarang, baru 1 juta dosis vaksin yang diterima, sehingga jumlahnya masih sekitar 20%.
Untuk program vaksinasi bagi pedagang, jatah vaksin Kota Semarang paling besar yaitu 10.000, vial dan bisa digunakan untuk menyuntik 100.000 orang mengingat satu vial berisi 10 dosis.
“Selain untuk pelayan publik, Kota Semarang mendapat dosis cukup besar karena ada program vaksinasi untuk lansia. Sementara Solo mendapat jatah 7.000 vial atau sekitar 70.000 dosis. Lainnya kami bagi ke seluruh kabupaten/ kota di Jateng,” ujar Yulianto.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta bupati atau wali kota koordinasi dengan lurah-lurah pasar, agar proses vaksinasi bisa berjalan lancar.
“Akhir bulan ini kita mau vaksin pedagang di Pasar Klewer Solo. Wali kota harus siap dan harus berkoordinasi dengan lurah pasar,” kata Ganjar.
Tidak hanya itu, Pasar Johar Semarang juga akan menjadi sasaran vaksinasi. Untuk itu, semuanya harus menyiapkan skenario agar tidak ada persoalan saat pelaksanaan vaksinasi digelar.
“Kawal percepatan vaksinasi ini, dengan tidak mengesampingkan verifikasi dan validasi data penerima vaksin,” imbuh Ganjar. (hms)