Survei Capres 2024: Kang Emil Melesat, Ungguli Ganjar dan Makin Dekati Prabowo

  • Bagikan

JAKARTA, RAKYATJATENG - Elektabilitas (tingkat terpilihan) Ridwan Kamil terus melesat naik. Dalam survei terbaru calon presiden (capres) 2024, Kang Emil -- sapaan akrab Ridwan Kamil -- sudah semakin mendekati Prabowo Subianto, bahkan telah mengungguli Ganjar Pranowo.

Dari hasil survei Capres 2024 yang diadakan oleh Indometer, responden makin antusias memilih Kang Emil yang juga Gubernur Jawa Barat ini sebagai calon presiden (capres) 2024.

Kang Emil mengungguli capres lain seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Pada survei yang dilakukan 1-10 Februari 2021 itu, sebanyak 16,1 persen dari 1.200 responden seluruh provinsi mantap memilih Kang Emil sebagai calon presiden. Perolehan Kang Emil ini membuatnya semakin mendekati Prabowo Subianto yang masih berada di posisi teratas dengan 17,2 persen.

Sementara Ganjar Pranowo berada di posisi ketiga dengan hanya meraup 15,9 persen, sedangkan Anies Baswedan tertinggal di 7,6 persen. Menyusul Sandiaga Uno 6,8 persen. Untuk nama tokoh lainnya masih di bawah 5 persen.

Responden dipilih secara acak dari survei sebelumnya pada 2019. Margin of error sebesar 2,98 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dikutip dari banyak sumber, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indometer, Leonard SB mengungkapkan, melonjaknya elektabilitas Kang Emil menjadi tantangan, bukan hanya bagi Ganjar, tetapi juga koalisi PDIP dan Gerindra.

"Ganjar merupakan representasi PDIP, sedangkan Prabowo sangat mungkin dicalonkan lagi oleh Gerindra pada Pilpres 2024," katanya, Kamis (18/2/2021).

Leonard menambahkan meski Kang Emil bukan figur partai politik, namun mampu memenangkan dukungan dari parpol berbeda. Terbukti saat helatan Pilwalkot Bandung 2013, dan Pilgub Jabar 2018.

Menyinggung peluang Anies Baswedan, menurut Leonard elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu terus tergerus. Dari 10,1 persen pada Juli 2020, menjadi 8,9 persen di Oktober 2020, dan kini 7,6 persen.

Modal Populer dan Kompetensi

Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan SIP MA menilai, elektabilitas yang tumbuh positif pada survei capres 2024, dikarenakan kepopuleran Kang Emil dan kompetensinya selama menjadi kepala daerah.

"Elektabilitas naik itu kan karena pengaruh popularitas. Sejak jadi Wali Kota Bandung, Kang Emil memang sudah dikenal. Bukan hanya di Jabar, tapi se-Indonesia," katanya.

Terlebih lagi, lanjut Firman, bursa capres 2024 bakal diwarnai pertarungan antar-kepala daerah, khususnya gubernur. Sehingga publik lebih mudah memberi penilaian. Mana kepala daerah yang sukses memajukan wilayahnya, menjadi bekal penting dalam kontestasi pilpres mendatang.

Responden yang menjagokan Kang Emil, sambung Firman, pasti mengakui pula secara personal Kang Emil punya potensi tampil di level nasional.

"Selain fisik yang good looking, Kang Emil juga dianggap kompeten membangun Jawa Barat," paparnya.

Sebagai contoh, sebut Firman, setahun masa pandemi Covid-19 sekarang, publik ingin melihat kemampuan seorang kepala daerah membenahi sektor perekonomian. "Masyarakat maunya recovery ekonomi yang konkret," ujarnya.

Di sisi ini, menurut Firman, Kang Emil punya modal kuat. Inovasinya berhasil menarik investor guna mengembangkan kawasan Segitiga Rebana dan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Selanjutnya masyarakat akan memonitor. Mereka bakal memberi apresiasi lebih, jika pengembangan dua proyek nasional tersebut, menunjukkan ada penyerapan tenaga kerja yang signifikan.

"Publik ingin melihat progress dua proyek itu. Harapannya bisa membuka lapangan kerja seluas mungkin," ucapnya.

Selain faktor ekonomi, lanjut Firman, tantangan Kang Emil agar elektabilitasnya bisa terus naik, adalah kesuksesan vaksinasi Covid-19. Jika koordinasi dan komunikasinya dengan bupati atau wali kota se-Jabar berjalan baik, maka penilaian positif akan didapat.

"Persentase elektabilitas Kang Emil bisa terus naik, kalau program vaksinasi berjalan mulus. Dengan catatan, selama menuju 2024 tidak melakukan hal kontroversial, yang bisa menimbulkan sentimen negatif dari publik," tambahnya. (Sen)

  • Bagikan

Exit mobile version