Banyak Pedagang Pasar Tradisional di Sukoharjo Tak Mau Divaksin

  • Bagikan
Tim gabungan Polsek Mojolaban, koramil, dan satpol PP melaksanakan operasi yustisi penegakan hukum protokol kesehatan dan pembagian masker di Pasar Bekonang. (IWAN KAWUL/RADAR SOLO)

SUKOHARJO, RAKYATJATENG - Salah satu kelompok masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi tahap kedua adalah pedagang. Namun, sejumlah pedagang di Sukoharjo mengaku masih takut dan tidak mau divaksinasi.

Erlima Dwi Subratanti, 40, salah satu pedagang di Pasar Bekonang mengaku belum didaftar sebagai penerima vaksinasi. Menurut dia, kemungkinan pihak pengelola pasar belum melakukan pendataan.

"Saya belum didaftar, pedagang yang lain belum juga, atau memang belum ada pendataan," kata Erlina.

Erlina mengaku dirinya bersedia divaksinasi untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Namun, kata dia, ada juga yang tidak mau divaksinasi.

"Pada alasan kalau nanti divaksinasi disuruh karantina. Kalau dikarantina, tidak bisa jualan. Seperti pas dites rapid dulu itu kan pada tutup kiosnya," kata pendagang beras ini.

Hal yang sama disampaikan Lurah Pasar Nguter Tri Sukrisno. Dia mengatakan, sejumlah pedagang pasar Nguter menolak mendapatkan vaksinasi. Sehingga tidak dimasukkan ke dalam data penerima vaksinasi.

"Ada yang enggak mau divaksinasi, ya tidak didata," kata Tri Sukrisno yang juga Lurah Pasar Kepuh ini.

Menurut dia, di Pasar Nguter ada 226 pedagang yang terdata sebagai penerima vaksinasi, sedangkan di Pasar Kepuh 49 orang. Pihaknya sudah selesai melakukan pendataan pedagang penerima vaksinasi.

"Kita sudah data yang mau, yang tidak mau alasannya takut gitu aja," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sukoharjo Sutarmo mengatakan, proses pendataan pedagang di pasar-pasar tradisional belum selesai. Namun, jika ditotal jumlah pedagang di Sukoharjo ada 9 ribu lebih.

"Ya ada yang menolak, takut. Sambil disosialisasikan kewajiban vaksin," ujarnya singkat. (rs/kwl/per/JPR/JPC)

  • Bagikan

Exit mobile version