KLATEN, RAKYATJATENG - Tebing setinggi 10 meter yang berada di lokasi penambangan galian C, Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, longsor pada Selasa (9/20) pagi sekitar Pukul 10.00. Longsor menimpa sejumlah armada truk milik pengusaha tambang.
Sedikitnya 11 armada truk tersebut mengalami kerusakan parah. Karena selain tertimpa longsor, juga terendam banjir.
“Awalnya saya mendapatkan pesan jika terjadi longsor, yang kemudian kami tindak lanjuti bersama tim evakuasi menuju lokasi. Dari 11 armada truk itu, terdapat dua armada yang langsung terkena longsoran. Sedangkan armada lainnya terendam banjir setinggi 1 meter,” ucap pengusaha tambang, Sriyono saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (10/20).
Longsoran tebing itu langsung membentuk bendungan. Hal ini membuat air hujan yang turun dari tebing menjadi terbendung. Sehingga armada truk yang terjebak pasca kejadian longsor langsur terendam. Kerusakan makin parah karena armada truk juga terkena hantaman air yang membawa material.
Saat itu, kata Sriyono, pihaknya langsung berusaha melakukan evakuasi terhadap belasan truk tersebut. Mengingat belum ada bantuan dari pihak terkait pasca tebing yang longsor di lokasi penambangan tersebut. Evakuasi baru dilakukan pada Rabu (10/2) pagi dengan melibatkan warga setempat dan bantuan backhoe.
“Ini murni karena bencana. Apalagi di bagian bawah tebing terdapat aktivitas penambangan secara manual. Sedangkan hujan yang terus menerus menjadikan tebing mudah longsor karena tidak ada penahannya,” ucap Sriyono.
Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian longsor tersebut. Pasalnya, seluruh sopir tidak berada di dalam armada truk. Mengingat sesuai SOP yang diterapkan, jika armada truk mengisi material ke dalam bak tidak diperkenankan untuk berada di dalam armada. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya longsor.
“Untuk kerugiannya jika rata-rata dihitung biaya pembenahan untuk setiap armada truk Rp 5 juta, maka secara keseluruhan sekitar Rp 55 juta,” tambahnya.
Kepala Desa (Kades) Beteng Prapto Sugiyarto membenarkan jika lokasi longsor masuk wilayahnya. Berbatasan langsung dengan wilayah Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko.
“Usai mendapatkan laporan dari warga soal longsor ini langsung kami tindak lanjuti. Jadi kejadiannya longsor terlebih dahulu, lalu diikuti hujan hingga menyebabkan banjir. Hal ini yang membuat beberapa truk hanyut,” ucap Prapto saat ditemui di lokasi kejadian.
Prapto mengungkapkan, tidak ada kendala sama sekali selama proses evakuasi dengan bantuan satu unit backhoe. Truk yang mengalami kerusakan langsung ditarik dari lokasi kejadian.
Camat Jatinom Wahyuni Sri Rahayu saat ditemui di lokasi juga memastikan jika longsornya tebing itu murni bencana. Pihaknya akan segera melaporkan dan mengoordinasikan terkait hal itu ke BPBD Klaten untuk segera ditindaklanjuti.
“Akan segera kami lakukan konfirmasi ke BPBD agar segera dilakukan pembenahan. Termasuk melakukan koordinasi dengan dua desa karena lokasinya bersinggungan di perbatasan,” ucapnya.
Dia pun memastikan jika aktivitas penambangan di lokasi kejadian dihentikan untuk sementara waktu. Apalagi curah hujan juga masih cukup tinggi sehingga perlu diantisipasi kaitannya longsoran susulan.
“Saya imbau untuk lebih hati-hati karena potensi bencana masih ada. Ini perlu menjadi perhatian bersama,” pungkasnya. (rs/ren/per/JPR/JPC)