PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Banjir di wilayah Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan, berwarna merah.
Meski fenomena ini baru kali pertama terjadi, warga sudah tidak heran. Mereka sudah menduga, itu akibat pewarna batik (obat batik).
Di media sosial, kejadian ini banyak disebut “banjir darah”.
Dikutip dari Jawa Pos Radar Semarang, kejadian ini ada di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.
Paling tampak di Jalan Pelita 3 dan Jalan KH Akrom Khasani (gang Ponpes Syafi’i Akrom).
“Tadi merah sekali. Ini sudah terbawa arus jadi samar-samar,” kata Rohmatika, warga setempat.
Ia tak begitu peduli dengan fenomena ini. Menurutnya, warga justru sedang mengeluhkan genangan banjir.
“Drainasenya buruk. Sudah dangkal. Belum ada penanganan dari pemerintah,” imbuhnya.
Sementara itu di Gang Ponpes Syafi’i Akrom, genangan di gang ini masih cukup merah pekat. Warga dan santri berhamburan. Anak-anak bermain air.
Ketua RT 04 RW 09 Muamarudin mengatakan, fenomena ini baru kali pertama terjadi. Menurutnya, itu akibat ada satu kardus sisa-sisa pewarna batik yang terhanyut banjir.
“Kemudian ada warga yang menemukan. Hendak ia angkat, tetapi kardusnya sudah basah. Lalu ambrol. Akhirnya pewarna menyebar,” jelasnya.
Terpisah, Lurah Jenggot Tabiin mengatakan selain karena itu juga ada warga yang sengaja membuang obat batik.
“Jadi bukan limbah. Karena sejak Jumat, seperti biasa, aktivitas produksi batik libur. Hari ini juga libur,” jelasnya. (nra/bas/JPC)