MAGELANG, RAKYATJATENG - Temuan struktur bangunan kuno yang diduga permukiman zaman Mataram Kuno di sekitar Candi Pawon akan memperkuat integritas Candi Borobudur sebagai warisan dunia kata Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati.
"Temuan permukiman kuno ini sebetulnya masih dini, dengan data yang ada memang kami masih mengintepretasikan dan akan kami gali terus untuk menjadi suatu kesimpulan," katanya di Magelang, Kamis.
Ia menuturkan kalau memang intepretasi tadi ada permukiman kuno, karena kalau dilihat dari akses budayanya Candi Mendut, Pawon, dan Candi Borobudur itu ada koneksi sejarah religi.
"Orang-orang Buddha pada saat itu ketika melakukan keagamaan melalui jalur tersebut dan kebetulan di situ ada temuan dan secara teori filosofi Buddha pun ada memang permukiman para biksu, ada wiharanya, dan candi," katanya.
Ia menyampaikan kalau memang itu benar permukiman biksu, yang belum ditemukan adalah wiharanya.
"Makanya kami berusaha untuk mencari wihara itu ada di mana, tetapi mencarinya tidak asal terus ekskavasi, tetap harus ada data-data yang menunjukkan bahwa di situ memang diperlukan untuk dilakukan ekskavasi untuk mengetahui wihara itu," katanya.
Pamong Budaya Ahli Madya BKB Yudi Suhartono menyampaikan temuan dugaan permukiman kuno itu merupakan hasil ekskavasi lanjutan yang sebelumnya menemukan bata kuno.
Lokasi tersebut dari Candi Pawon berjarak sekitar 160 meter ke arah Tenggara atau berjarak sekitar 30 meter dari Sungai Progo.
Ia menuturkan dugaan dulu sebagai permukiman para biksu dengan ditemukan biji tasbih. Selain itu, ditemukan pecahan gerabah dan keramik pada masa dinasti Tang sekitar abad ke-8 dan ke-10 M.
Yudi menyebutkan struktur bangunan kuno dari bata tersebut cukup luas berukuran 11 x 6 meter, tetapi juga ada beberapa batu-batu bolder di bagian bawah mungkin jalan atau lainnya. (Antara)