SRAGEN, RAKYATJATENG – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati meraih penghargaan sebagai Peringkat II dalam kinerja cakupan vaksinasi Covid-19 tahap I tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tersebut diterima secara virtual oleh Yuni usai acara Rakor percepatan dan penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Tengah melalui Vidcon bersama Forkopimda Provinsi Jawa Tengah, Senin (1/2/2021).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen per 31 Januari 2021, capaian vaksinasi Covid-19 Kabupaten Sragen untuk tahap pertama dengan sasaran tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi prioritas utama vaksinasi telah mencapai 79,77% atau 3.929 nakes.
Usai acara, Yuni mengapresiasi kinerja para Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dan khususnya nakes Kabupaten Sragen atas kinerja dan kesigapan dalam percepatan vaksinasi hingga kesiapan tenaga vaksinator.
“Alhamdulillah, capaian vaksinasi tertinggi kedua dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah setelah Kota Surakarta. Ini merupakan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sragen bahwa kami serius menangani Covid-19,” terang Yuni.
Yuni juga menilai kesadaran nakes Sragen untuk melakukan vaksinasi Covid-19 tinggi. Bahkan belum ada laporan nakes menolak divaksin.
“Tidak ada yang menolak vaksin. Hanya tertunda karena tekanan darah tinggi, dan juga ada nakes yang tidak bisa disuntik vaksin karena komorbid, hamil, menyusui, penyintas (nakes yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19), serta nakes yang pindah Fasilitas Kesehatan (faskes) tanpa diketahui keberadaannya,” ungkapnya.
Menurutnya salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya capaian vaksinasi itu di antaranya karena manajemen pengelolaan yang baik di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sragen.
Kepala Dinkes Kabupaten Sragen, Hargiyanto menjelaskan vaksin yang diterima Kabupaten Sragen pada tahap pertama mencapai 10.000 dosis. Sementara jumlah sasaran yang menjadi prioritas utama diberikan untuk para nakes sejumlah 4.856 orang.
“Untuk tahap satu dosis pertama ini, sasaran terimunasi mencapai 79,77% atau 3.929 nakes. Sedangkan yang tertunda untuk vaksin ada 324 nakes atau 6,6%, belum hadir 5,7% atau 279 nakes, dan faktor Eklusi (hamil, menyusui, komorbid, usia lebih 60 tahun, dan penyintas) ada 359 nakes atau 7,3%,” papar Hargi.
Ketidakhadiran nakes saat vaksinasi, dikatakan Hargiyanto karena tidak diketahui keberadaannya dan dimungkinkan sudah pindah ke faskes lain tanpa terdeteksi.
“Mungkin juga sudah vaksinasi di daerah lain sehingga tidak terdeteksi. Nakes yang memiliki e-ticket itu bisa mengikuti vaksinasi di daerah lain,” ujarnya. (*)