Muncul Klaster Ponpes di Karanganyar: 20 Santri Diswab, 8 Positif

  • Bagikan
Sejumlah santriwati ponpes di Colomadu menjalani swab test, Sabtu (16/1). (RUDI HARTONO/RADAR SOLO)

KARANGANYAR, RAKYATJATENG – Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah sudah merambah ke lingkungan pondok pesantren (ponpes). Sebanyak 20 santri di ponpes daerah Colomadu telah menjalani swab test. Hasilnya, delapan di antaranya positif terpapar Covid-19.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar langsung meminta penutupan sementara kegiatan belajar mengajar ponpes tersebut hingga 21 Februari mendatang.

Informasi yang dihimpun, klaster ponpes ini bermula dari salah seorang santri yang menjalani perawatan di rumah sakit.

Setelah di-swab, santri tersebut diketahui positif Covid-19. Tim gugus tugas lantas melakukan pelacakan kontak erat.

”Kemarin kami gelar rapid antigen 20 santri, hasilnya delapan positif Covid-19. Besok tidak hanya santri saja, tetapi semua pengajar dan pegawai yang ada di ponpes juga dites,” terang Sekretaris Dinkes Kabupaten Karanganyar Purwati Sabtu (17/1)

Selanjutnya, delapan santri tersebut menjalani isolasi di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Sementara 12 santri lainnya diminta isolasi mandiri di pondok tersebut. Karena sebelumnya pihak ponpes sudah mempunyai tempat khusus bagi santri yang positif Covid-19.

”Rencana, awal pekan kami swab kembali 20 santri itu. Kemudian nanti sampelnya akan dikirim ke RSUD dr Moewardi,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karanganyar Wiharso mengaku belum menerima laporan perihal kasus persebaran Covid-19 di salah satu ponpes di Kecamatan Colomadu.

Pihaknya mengingatkan seluruh ponpes di Kabupaten Karanganyar agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Terutama untuk penghuni ponpes yang beraktivitas di luar pondok. Dia berharap pengasuh ponpes memberlakukan aturan tertentu perihal aktivitas keluar dan masuk pondok pesantren.

”Kami belum mendapat laporan tentang itu. Sebenarnya kalau disiplin penerapan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat Insya Allah aman. Ketika sudah masuk, santri tidak boleh keluar. Orang luar juga tidak boleh berkunjung atau kontak langsung, sekali pun itu wali santri dan ustad. Aktivitas di luar dan di dalam pondok harus menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.

Hingga kemarin, kasus aktif Covid-19 di Bumi Intanpari mencapai 516 orang. Sebanyak 252 orang rawat inap dan 264 lainnya isolasi mandiri. Sementara, secara akumulatif, pasien sembuh mencapai 3.264 orang, sedangkan pasien meninggal 179 orang. (rs/rud/per/JPR/JPC)

  • Bagikan