206 Pedagang Pasar Simo Boyolali Jalani Rapid Test Antigen

  • Bagikan
Rapid test antigen pedagang Pasar Simo, Kabupaten Boyolali, Jumat pagi (18/12). (TRI WIDODO/RADAR SOLO)

BOYOLALI, RAKYATJATENG – Ratusan pedagang Pasar Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menjalani rapid test antigen, Jumat (18/12/2020), setelah salah seorang pedagang pasar tersebut terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19). Diduga tertular anggota keluarganya yang juga terkonfirmasi positif.

Camat Simo Waluyo Jati mengaku satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 kecamatan sudah lakukan tracing terhadap kontak erat. Hasilnya, 206 pedagang harus jalani rapid antigen. Selain itu, seluruh bagian pasar disemprot cairan disinfektan.

“Sebelum dinyatakan positif, pedagang bersangkutam sudah isolasi mandiri. Tadi (kemarin) yang di-rapid test antigen 206 pedagang. Hasilnya belum keluar,” terang Waluyo.

Camat mengingatkan agar pedagang maupun pengunjung pasar menaati protokol kesehatan (prokes) yang berlaku. Di antaranya wajib mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Mengingat Pasar Simo masih beroperasi.

“Kami sudah siagakan petugas pengawas. Pedagang maupun pembeli yang tidak mengenakan masker, dilarang masuk. Sebelum masuk pasar wajib mencuci tangan dengan sabun yang telah disediakan. Termasuk juga menjaga jarak aman,” imbuhnya.

Terpisah, petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Pilkada Boyolali bakal jalani rapid test antigen dalam waktu dekat. Terutama yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.

“Seminggu setelah pilkada, kami diminta screening terhadap petugas KPPS. Kami sadar, latar belakang KPPS berbeda. Ada yang berstatus karyawan atau pekerja. Jadi, sebelum mereka masuk kerja, kami antisipasi dengan rapid test. Apalagi klaster pekerja duduki peringkat kedua penyebaran Covid-19 setelah klaster keluarga di Boyolali,” beber Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali Ratri S. Survivalina.

Pelaksanaan rapid antigen bagi KPPS difasilitasi pemerintah dan perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja.

“Jadi, upaya pengendalian penyebaran Covid-19 ini tak hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Tapi juga melibatkan peran swasta,” terang Lina (sapaan akrab Ratri S. Survivalina).

Lina menambahkan, di Kota Susu tinggal tujuh klaster penyebaran Covid-19 yang masih aktif. Sedangkan persentase kesembuhan pasien mencapai 82 persen. “Penilaian indeks kesehatan masyarakat di Kabupaten Boyolali pada angka 1,89. Artinya, Boyolali masuk kategori risiko sedang,” paparnya. (rs/wid/fer/JPR/JPC)

  • Bagikan

Exit mobile version