Kasus DBD di Klaten Naik, 9 Nyawa Melayang

  • Bagikan
Ilustrasi Kasi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klaten Wahyuning Nugraheni. (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN, RAKYATJATENG – Selain pandemi Covid-19, Kabupaten Klaten dihadapkan pada tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD). Sebab jumlah kasus DBD periode Januari-Oktober malampaui tahun sebelumnya. Bahkan sembilan orang tercatat meninggal dunia.

Berdasarkan data Dinkes Klaten, sejauh ini ada 368 kasus DBD. Padahal sepanjang 2019, hanya terdapat 320 kasus. Lima di antaranya meninggal dunia. Sedangkan kasus kematian karena DBD tahun ini muncul pada pekan ke-10, 11, 12, 20, 24, 28, dan 29. Kawasan endemis tersebar di Kecamatan Jatinom, Trucuk, Klaten Tengah, Ngawen, Kalikotes, Ceper, dan Karangnongko.

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Wahyuning Nugraheni menjelasakan, sejumlah faktor memengaruhi peningkatan kasus DBD. Salah satunya faktor iklim.

Termasuk kurangnya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Padahal dinkes tak lelah menyosialisasikan sekaligus mendorong masyarakat menjalani gerakan PSN. Terutama di tengah pandemi Covid-19.

“Paling utama ya harus tetap PSN. Apabila mengalami gejala DBD, segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat. Tidak perlu takut datang ke fasilitas kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini,” terangnya, Selasa (10/11).

Sembilan kasus DBD yang meninggal dunia, disebabkan keterlambatan penanganan. Korban meninggal baru datang ke fasilitas pelayanan kesehatan setelah kondisinya memburuk. Dinkes berharap hal itu tidak terulang kembali. Agar penanganan medis bisa dilakukan sejak dini.

“Kasus DBD yang meninggal dunia dimulai pada awal masa pademi, yakni Maret 2020. Jumlahnya terus bertambah saat memasuki Mei dan beberapa bulan berikutnya. Total sudah sembilan kasus kematian,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Klaten Anggit Budiarto menambahkan, cara paling ampuh menekan kasus DBD dengan gerakan PSN. Jauh lebih efektif dibandingkan fogging. Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Tidak termasuk jentiknya.

“Gerakan PSN harus rutin dan efektif memberantas jentik-jentik nyamuk aedes aegypti. Bisa dimulai dari lingkungan sekitar rumah. Selain itu, penyakit menular lainnya juga perlu diwaspadai di tengah pandemi Covid-19,” tandasnya. (rs/ren/fer/JPR/JPC)

  • Bagikan