Atikoh: Remaja pun Bisa Berperan Cegah “Stunting”

  • Bagikan
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo.

SEMARANG, RAKYATJATENG – Pandemi Covid-19 berdampak pula pada penanganan anak stunting (kerdil) di Jawa Tengah. Berbagai upaya pun ditempuh, bahkan dengan cara keroyokan, melibatkan berbagai instansi.

Hal itu terungkap dalam webinar peringatan Hari Kesehatan Nasional ke -56, Selasa (10/11/2020). Mengangkat tema Mencegah Stunting di Era Pandemi, acara itu dihadiri oleh Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Jateng Fitri Hartanto, Kepala Bapelkes Jateng Taufiqurrohman, dan Kepala Sub Direktorat Kewaspadaan Gizi Kemenkes Iwan Halwani.

Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, tidak bisa dipungkiri Covid-19 membawa dampak besar pada kegiatan kesehatan, termasuk program pengentasan anak stunting. Ia menyebut, pada 2019 telah disusun peta untuk menuntaskan problem tersebut.

“Peran PKK dalam mencegah stunting di keluarga sudah kita rencanakan, keroyokan untuk pencegahan stunting. Namun di 2020 ada pandemi Covid-19. Implementasinya disesuaikan dengan keadaan saat ini, termasuk kita yang di PKK,” ujarnya.

Menyiasati kondisi, pihaknya tetap melakukan pemberdayaan kader untuk mencegah angka stunting. Satu di antaranya dengan menggiatkan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, yang merupakan kegiatan untuk mendampingi ibu hamil.

Selain itu, pertemuan dan koordinasi dengan kader PKK tetap dilaksanakan melalui pertemuan daring, seperti siaran Instagram, maupun grup WhatsApp.

Selain itu, di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), juga diterapkan pola baru dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

“Satu di antaranya, adalah pelayanan Posyandu di Kota Semarang. Yang menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Atikoh sambil menunjukan video protokol kesehatan di Posyandu.

Tak hanya itu, katanya, para remaja pun bisa berperan mencegah stunting. Yakni, dengan memulai dari diri sendiri membiasakan mengonsumsi makanan bergizi dan berimbang, serta menjadi virus positif untuk mengajak anak seumuran mereka melakukan hal yang sama. Sebab, banyak remaja yang cenderung mengonsumsi makanan yang kurang berimbang, dengan dominasi karbohidrat.

“Pada pembelajaran jarak jauh juga bisa disisipkan materi mengenai gizi, terutama dalam pencegahan stunting. Sehingga anak remaja bisa berkontribusi secara massif juga,” beber Atikoh.

Kepala Bapelkes Jateng Taufiqurrahman mengatakan, dalam penanganan stunting di Jateng dilakukan lintas instansi. Ini dibuktikan dengan penghargaan dari Kementrian Kesehatan.

“Provinsi Jawa Tengah berhasil mendapatkan penghargaan terbaik I dalam pembinaan dan pengawasan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2020 wilayah Jawa,” ujar Taufiqurrahman membacakan sambutan Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo. (*)

  • Bagikan