Gibran-Teguh Tawarkan Wisata Kesehatan, Bagyo-Supardjo Ide Hunian di Bantaran Sungai

  • Bagikan
Paslon nomor urut 01 Gibran-Teguh (kemeja putih) dan paslon nomor urut 02 Bagyo-Supardjo dalam debat perdana Pilkada Solo, Jumat (6/11) malam. (DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Debat perdana calon wali kota-wakil wali kota Surakarta telah selesai digelar, malam tadi Jumat (6/11). Sesi saling lempar pertanyaan antara dua paslon menjadi segmen yang paling diperhatikan di sepanjang acara.

Dalam debat itu, ide wellness tourism (wisata kesehatan) dari paslon nomor urut 01 Gibran-Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan hunian di bantaran dari paslon 02 Bagyo-Wahyono-F.X. Supardjo menjadi sorotan.

Sejak sesi awal debat publik digelar, kedua paslon berupaya memunjulkan jawaban-jawaban terbaiknya dalam berbagai topik pembahasan berbeda. Mulai dari pendidikan, ekonomi, kemasyarakatan, dan lainnya.

Masing-masing dari mereka berupaya memberikan penjelasan logis dari langkah yang akan ditempuh jika terpilih menjadi wali kota dan wakil wali kota pada periode mendatang.

Dalam sesi menjawab pertanyaan warga, paslon Gibran-Teguh sempat mengutarakan gagasannya akan wellness tourism atau wisata kesehatan. Pertanyaan itu diungkapkan oleh warga bernama Didit, 41, yang merupakan pekerja seni dalam bidang musik sekaligus pelaku terapi pijat.

Pria yang sehari-hari tinggal di salam satu rumah susun di Solo ini menyoal tentang peran pemerintah dalam pemberdayaan penyandang disabilitas.

“Kalau prinsip saya dan Pak Teguh, siapa yang makin terpuruk akan makin kami prioritaskan. Untuk kasus seperti Mas Didit tadi (dengan kemampuan yang dipunya, Red), akan kami dorong agar makin berdaya. Dalam hal ini yang akan kami kembangkan untuk Solo adalah wisata kesehatan, wellness tourism,” jelas Gibran dalam debat tersebut.

Menurutnya, gagasan wellness tourism bakal dikembangkan dengan memanfaatkan potensi yang ada di Kota Bengawan. Misalnya melibatkan layanan-layanan pijat yang akan dikombinasikan dengan pengobatan tradisional dan jamu.

Bagi Gibran, wellness tourisem sangat penting demi menunjang unsur kepariwisataan yang lainnya. “Ini tidak bisa diabaikan karena wisata kesehatan itu penting. Gagasan ini akan nyambung dengan visi kami untuk menjadikan Solo sebagai wisata olahraga,” terang Gibran.

Sementara paslon Bagyo-Supardjo menjadi sorotan setelah memaparkan ide untuk membangun hunian di kawasan bantaran sungai. Perbincangan ini menjadi cukup alot pada sesi pertanyaan silang antar kedua paslon.

Cawawali 01 Teguh menanyakan pernyataan dari cawali 02 Bagyo tentang upaya pembuatan hunian di bantatan sungai, mengingat sejauh ini pemerintah pusat dan daerah sedang gencar-gencarnya melakukan penataan sungai dan pembersihan bangunan liar di sekitar bantaran. Namun, Bagyo menegaskan bahwa hal itu memungkinkan.

“Kami sudah survei ada sejumlah wilayah (kawasan bantaran sungai) yang bisa dimanfaatkan untuk hunian,” jelas dia.

Konsep yang diutarakan Bagyo tak jauh dari eksistensi rusun dan rumah deret yang ada di sejumlah bantaran sungai di Solo. Menurut paslon 02, sisa lahan yang ada di bantaran bisa jadi solusi akan minimnya ketersediaan lahan di Kota Bengawan. “Nanti kita upayakan untuk rusun atau rumah deret,” ucap Bagyo.

Debat antarpaslon yang berlangsung di The Sunan Hotel Solo mulai pukul 19.00 itu diakhiri dengan closing statement dari kedua belah pihak. Semuanya berupaya mencuri simpati rakyat agar diberi kepercayaan untuk memimpin Kota Solo pada periode selanjutnya.

Usai acara berlangsung, hanya paslon 01 yang memanfaatkan momen jumpa pers untuk berbincang dengan awak media. Sementara paslon 02 langsung bertolak karena masalah kesehatan.

“Kalau masalah puas atau tidak, itu yang menilai biar warga,” ucap Gibran saat ditanya tanggapan soal jalannya debat. (rs/ves/per/JPR/JPC)

  • Bagikan