SEMARANG, RAKYATJATENG - Libur panjang dibarengi cuti bersama di akhir pekan ini menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jateng. Gubernur Ganjar Pranowo meminta agar para perantau tidak berbondong-bondong mudik.
Menindaklanjuti ini, gubernur akan segera berkoordinasi dengan kepala daerah terkait antisipasi kerumunan saat libur panjang.
“Harapan saya, tidak usah mudik saja. Kita tinggal di sana, di tempat masing-masing, kemudian bisa jaga kesehatan. Karena kalau mudik saya khawatir ramai dan di jalan berkerumun. Jadi mending tunda dulu,” paparnya.
Dia mengatakan, perlu penjagaan seperti halnya situasi saat Lebaran tahun ini. Di mana seluruh pihak perlu melakukan penjagaan dan lebih menghidupkan peran jogo tonggo dan kampung tangguh. Hal itu juga terkait dengan tempat-tempat wisata. Harus menerapkan betul protokol kesehatan saat menerima pelancong.
“Protokolnya harus disiapkan betul-betul. Kalau tidak, ya kami tutup (tempat wisatanya). Maka, nanti kami minta semacam patroli agar mengontrol tempat-tempat wisata itu,” tegas Ganjar.
Imbauan sama sebelumnya juga diserukan Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo dan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Wonogiri Edy Santosa. Dua kepala daerah itu merasa waswas jika libur dan cuti bersama akhir pekan ini justru menimbulkan kerumunan di tempat-tempat wisata maupun digunakan perantau untuk pulang kampung.
Sebab, Kota Solo menjadi salah satu jujugan wisatawan dari berbagai daerah. Sementara Wonogiri selama ini dikenal sebagai daerah perantau.
Setiap hari ada seribuan warga mudik dan merantau dengan naik kendaraan umum. Karena itu, langkah antisipasi dilakukan untuk mencegah meledaknya kasus Covid-19. (rs/ves/per/JPR/JPC)