Hari Santri, 15 Ponpes di Jateng Dapat Penghargaan Penerapan Protokol Kesehatan

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyerahkan penghargaan kepada 15 duta pondok pesantren (ponpes) se-Jateng bertepatan dengan Peringatan Hari Santri 2020.

Penghargaan tersebut berupa uang pembinaan Rp125 juta dan jogo santri kit senilai Rp8 juta per duta ponpes tersebut.

Pemberian penghargaan tersebut dilakukan melalui seleksi penerapan protokol kesehatan di ponpes atau Jogo Santri mulai dari administrasi, penilaian video, dan pengecekan langsung di lapangan. Dari sekitar 193 peserta se-Jateng, diambal 15 ponpes yang terbaik.

Ke-15 ponpes itu yakni Ponpes Maslakul Huda (Pati), Balekambang (Jepara), Tanbihul Ghofilin (Banjarnegara), Tahfidz Al Hamidiyah (Pati), Walindo Manba’ul (Pekalongan), Riyadhotut Thalabah (Rembang), Nida Al Quran (Temanggung), Sabilurrasyad (Kendal).

Kemudian Sunan Gunung Jati Kismantoro (Wonogiri), Al Uswah (Kota Semarang), Life Skill Daarun Najaah (Kota Semarang), Khozinatul Ulum 1 (Blora), PP MIBS (Kebumen), Al Falah Tejosari (Temanggung) dan PPTQ Darussalam (Jepara).

“Ke depan, duta ponpes ini bisa secara bersama-sama menularkan atau bersosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan atau jogo santri ke seluruh ponpes, terutama di Jateng,” ujar Taj Yasin Maimoen, Kamis (22/10/2020).

Menurutnya, ponpes membutuhkan arahan dari pemerintah terkait dengan upaya pencegahan Covid-19.

“Kalau di Jateng sudah ada 15 duta pondok pesantren, diharapkan bisa memberikan pembinaan bagi ponpes di Jateng yang lain,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Taj Yasin menceritakan tokoh Islam yang berjasa di bidang kesehatan yakni Ibnu Sina. Selain itu, ia juga mengingatkan perjuangan KH Hasyim Asy’ari melawan penjajah.

“Temanya Santri Kuat Indonesia Kuat, maka itu santri diingatkan bahwa pernah punya Ibnu Sina yakni pahlawan dari kalangan santri. Nah, dari sini santri untuk bisa berperan dalam melawan Covid-19 dengan segala keterbatasannya. Mbah KH Hasyim Asy’ari juga pernah mengeluarkan resolusi jihad melawan penjajah, kalau saat ini alangkah baiknya jika dari pesantren muncul resolusi jihad melawan Covid-19,” tuturnya.

Pengurus ponpes Diyadhotut Thalabah Rembang, Ihda Khullatil Mardiyah mengatakan bahwa pihaknya mengikuti seleksi duta ponpes dengan menyiapkam beberapa hal. Diantaranya, aturan protokol kesehatan, administrasi dan pembuatan video.

“Iya, kita ikut seleksi mulai pengumpulan berkas, pembuatan video dan sampai didatangi panitia langsung,” katanya.

Di pondok pesantrennya memang sudah menerapkan protokol kesehatan. Mulai pendaftaran santri baru secara daring, hingga cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak di tiap kegiatan di ponpes.

“Selalu jaga jarak kalau mengaji dan solat. Kita juga ada pos kesehatan di pondok,” lanjutnya.

Sementara, Pengasuh ponpes Nida Al Quran Temanggung, M Afham menuturkan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap ponpes.

“Ini bentuk kepedulian dari pemerintah sekaligus keseriusan dalam mengembangkan pendidikan di ponpes,” ungkapnya.

Harapannya, dunia pendidikan ponpes ke depan lebih baik dan mampu menunjukkan prestasi. “Pesantren memang harus lebih baik,” tandasnya. (Sen)

  • Bagikan