SEMARANG, RAKYATJATENG - Seratusan orang warga Kota Semarang menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa, untuk menolak berbagai bentuk unjuk rasa anarkis dan merugikan semua pihak.
Peserta aksi damai yang menamakan Gerakan Warga Cinta Damai Kota Semarang (Kantata Semar) itu terlihat mengenakan baju adat dari beberapa daerah hingga kostum pewayangan.
Selain itu, ada pula warga yang mengenakan baju pengantin adat Jawa lengkap berupa beskap dan kebayanya, bahkan ada yang membawa simbol "Warak Ngendok" khas Kota Semarang.
Setibanya di depan Kantor Gubernur Jateng, massa membentuk barisan dengan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian, kemudian mereka mempertunjukkan seni tari gambyong.
Salah seorang warga yang ikut aksi damai, Suhendra, mengatakan bahwa pihaknya ingin menunjukkan bahwa warga Kota Semarang cinta damai.
"Aksi damai kami ini merupakan respons dari peristiwa anarkisme pada demonstrasi menolak Omnibus Law yang terjadi Rabu (7/10) di lokasi yang sama. Kami mengutuk aksi oknum yang justru merusak karena pada saat negara dalam kondisi seperti ini," kata warga Lamper Tengah itu.
Suhendro menolak keras kekerasan yang terjadi di Kota Semarang, baik dalam demonstrasi maupun yang lainnya dan mendukung aparat penegak hukum untuk menindak tegas terhadap para pelakunya.
"Untuk itu, saya mendukung pihak aparat supaya mengambil tindakan yang tegas dan seadil-adilnya kepada mereka yang sudah berani melakukan perusakan di Kota Semarang tercinta ini," ujarnya.
Tidak lama setelah menyampaikan aspirasinya melalui pertunjukan tari dan orasi, warga yang menjadi peserta aksi lantas membubarkan diri dengan tertib. (Antara)